LONDON - Nama vokalis grup musik Jamiroquai, Jay Kay, akhir-akhir ini ramai dipergunjingkan di media sosial karena ia diduga turut terlibat dalam penyerbuan ke gedung Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, pada Rabu (6/1).

Untuk meredakan keriuhan itu, Kay menjelaskan bahwa dirinya tidak berada di Washington DC sebagai bagian dari massa pendukung Donald Trump yang rusuh dan menyerbu gedung Capitol.

Penyanyi jazz-funk yang ngetop pada era '90-an itu menjadi trending topic di media sosial selama kerusuhan, karena adanya kemiripan tampilan khasnya dengan perusuh yang bertelanjang dada yang mengenakan topi bulu binatang bertanduk.

"Selamat pagi dunia!" cuit Kay kepada pengikut Twitter bandnya dalam pesan video Kamis (7/1), dengan menggunakan aksen AS bagian selatan. "Sekarang beberapa dari Anda mungkin berpikir Anda melihat saya di Washington DC tadi malam. Tapi saya pastikan bahwa saya tidak bersama orang-orang aneh itu," tegas Kay, 51 tahun.

Pendukung Trump yang mengenakan bulu dan cat wajah itu diidentifikasi oleh media AS sebagai Jake Angeli, pengikut terkemuka konspirasi sayap kanan QAnon. Selama penyerangan, dia terlihat berdiri di atas panggung Dewan Perwakilan Rakyat.

Lagu hit Jamiroquai pada era '90-an antara lain "Virtual Insanity", "Cosmic Girl" dan "Space Cowboy". Dalam setiap penampilan video musiknya, Kay terlihat selalu mengenakan kostum topi bertanduk besar.

Album terakhir Jamiroquai dirilis 2017 dan Kay memberitahukan pada para pengikutnya bahwa penguncian virus korona di Inggris telah berdampak buruk pada dunia musik.

"Kami ingin kembali manggung, tapi tentu saja kami tidak bisa. Sudah lama tidak melihat band. Pelukan erat untuk mereka semua," pungkas Kay. AFP/I-1

Baca Juga: