Golongan darah A mudah tertular Virus korona karena virus ini memiliki kemiripan molekuler antar-receptor binding domain (RBD) pada virus korona dan galektin(galectin)yang ada pada darah tersebut. Kesamaan membuat virus mudah mengikat antigen golongan darah tersebut.

Guna memperjelas pengaruh golongan darah dan tingkat penularan serta keparahan akibat infeksi Covid-19, Tim dari Brigham and Women's Hospital in Massachusetts and Emory University, Georgia melakukan percobaan. Tim menggunakan antigen golongan darah sintetis, berdasarkan antigen yang ditemukan pada sel darah merah dan pernapasan tiga golongan darah.

Ini memungkinkan tim untuk membandingkan apakah dan bagaimana domain reseptor pengikat RBD mengikat antigen golongan darah pada sel darah dan di saluran pernapasan. Tim selanjutnya menganalisis cara RBD berinteraksi dengan sel darah merah yang diisolasi dari individu bergolongan darah A, B dan O.

Susunan antigen golongan darah yang diekspresikan pada permukaan sel darah merah sedikit berbeda dari pelapis paru-paru kita. Secara khusus, karena struktur molekulnya berbeda, antigen mengikat sedikit berbeda pada sel pernapasan daripada yang mereka lakukan pada sel darah.

Penulis studi sekaligus dokter pengobatan transfusi di Brigham and Women's Hospital, Massachusetts dan Emory University, Georgia, Dr Sean Stowell mengungkapkan, yang menarik adalah perbedaan halus tersebut tampaknya penting bagi RBD virus korona.

Hasil percobaan menemukan, RBD tidak langsung mengikat antigen sel darah merah mana pun. Dia juga tidak menunjukkan preferensi golongan darah, dalam hal ini. Sebaliknya, RBD menunjukkan preferensi tinggi untuk antigen tipe A yang ditemukan pada sel pernapasan.

"Jelas, ada preferensi ini. Kami tidak mengharapkan itu. Dengan demikian, apakah berarti virus lebih mungkin menginfeksi golongan darah A, tim tidak tahu," kata Stowell kepada laman Live Science.

"Mengingat bahwa data ini diambil dari percobaan laboratorium, hasilnya mungkin tidak secara sempurna mencerminkan kejadian dalam tubuh manusia," kata ahli imunohematologi pada Josep Carreras Leukaemia Research Institute di Barcelona, Fumiichiro Yamamoto yang tidak terlibat dalam penelitian.

Pengikatan bisa jadi kurang mencerminkan situasi sebenarnya di permukaan sel, terutama karena kepadatan antigen di permukaan sel berbeda dari skenario yang diuji dalam eksperimen laboratorium. Selain itu, dalam tubuh, zat lain non-RBD bersaing untuk mengikat antigen golongan darah yang sama. Jadi tidak jelas berapa banyak partikel virus korona yang akhirnya akan menempel.

Terlebih lagi, antigen tipe A yang ditemukan di permukaan sel saluran napas juga bisa disekresikan di tempat lain di tubuh, seperti di air liur, katanya. Itu berarti virus berpotensi mengikat antigen yang mengambang bebas. Selain itu juga mengurangi jumlah partikel virus yang mencapai sel pernapasan.

hay/G-1

Baca Juga: