Infeksi virus korona bukan hanya berlangsung di bawah 14 hari saja. Pada orang dengan sistem kekebalan lemah seperti penderita kanker, infeksi bisa berlangsung lebih lama.

Salah satu kesulitan dalam menanggulangi penularan virus korona adalah adanya orang tanpa gejala (OTG). Orang dalam kondisi ini tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami infeksi, sehingga bebas pergi ke mana saja.

Penderita OTG Covid-19 biasanya hanya memiliki gejala ringan berupa batuk ringan sehingga penderita merasa sehat. Pada OTG biasanya diminta untuk melakukan isolasi mandiri selam 14 hari.

Pada beberapa kasus OTG bahkan virus dapat bertahan lebih lama dibanding mereka yang menunjukkan gejala. OTG dengan waktu infeksi yang lama dapat dijumpai pada mereka yang memiliki kekebalan sangat lemah.

Sebuah tim peneliti dan dokter tanpa disebutkan namanya di Amerika Serikat (AS) melaporkan kasus seorang wanita penderita leukemia limfositik kronis (CCL) positif Covid-19 menunjukkan tanpa gejala.

Pasien tersebut diketahui masih positif SARS-CoV-2 setelah 71 hari tes petama. Tentu hal ini mengangetkan. Sebab biasanya setelah pasien mengisolasi diri selama 14 hari, virus akan menghilang karena perlawanan antibodi.

"Meskipun sulit untuk memperkirakan dari satu pasien, data kami menunjukkan bahwa penularan jangka panjang virus menular mungkin menjadi perhatian pada pasien yang mengalami gangguan fungsi kekebalan (imunokompromais) tertentu," tulis tim peneliti seperti dilansir Science Alert.

Di AS saat ini diperkirakan terdapat 3 juta orang berada pada kondisi kekebalan lemah untuk melawan virus. Tentu saja selain membuat mereka rentan terinfeksi juga mudah menularkan kepada orang lain.

Waspadai

Ahli virus dari Institut Nasional AS, Vincent Munster, mengatakan salah satu yang perlu diwaspadai sebagai OTG adalah pasien kanker. Mereka yang menjalani kemoterapi dan penerima transplantasi dengan obat imunosupresan adalah beberapa contoh yang perlu diwaspadai.

"Karena virus ini terus menyebar, lebih banyak orang dengan berbagai gangguan imunosupresi akan terinfeksi, dan penting untuk memahami cara SARS-CoV-2 berperilaku dalam populasi ini," kata dia.

Munster, mengatakan, persentase kasus Covid-19 asimtomatik atau mereka yang tidak menunjukkan gejala masih belum jelas. Mereka umumnya tetap menjalankan kehidupan seperti biasa tanpa menyadari adanya virus yang dapat ditularkan.

Dalam kasus ini pasien dengan leukimia tersebut, dokter mendeteksi, mengisolasi, dan melacak infeksi SARS-CoV-2. Pasien wanita dilacak menggunakan tes PCR diagnostik dan usap tenggorokan.

Ia pertama kali dinyatakan positif SARS-CoV-2 pada 2 Maret 2020 setelah dirawat di rumah sakit karena anemia parah terkait dengan kankernya. Dia kemudian dinyatakan positif Covid-19, namun tidak menunjukkan gejala penyakit.

Untuk penyembuhan, wanita tersebut dua kali menerima plasma darah dari orang-orang yang telah pulih dari Covid-19. Selanjutnya, dia berhasil membersihkan diri dari virus pada pertengahan Juni 2020.

Dokter tidak tahu persis kapan dia tertular virus korona. Tetapi kemungkinan besar itu di fasilitas rehabilitasi yang memiliki wabah Covid-19 besar pada Februari, tempat wanita itu tinggal beberapa hari sebelumnya. hay/G-1

Baca Juga: