Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan saat ini tengah menjadi sorotan publik lantaran dirinya terlibat cekcok dengan seorang perempuan di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, yang mengaku sebagai seorang anak Jenderal TNI bintang 3.

Arteria Dahlan pun akhirnya buka suara mengenai video tersebut yang telah viral di sosial media.

Ia menceritakan, peristiwa berawal dari dalam pesawat yang hendak mengantarkan dirinya dan keluarga serta perempuan tersebut dari Bali dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Perempuan tersebut menilai dirinya membawa barang terlalu banyak sehingga menghalangi jalan saat perempuan itu ingin turun dari dalam pesawat.

Padahal, menurut Arteria Dahlan barang yang ia bawa ke dalam pesawat hanya dua koper.

"Barang saya katanya banyak, mana banyak. Saya kan tiga orang, saya, tenaga ahli, sama ibu orangtua saya. Kami punya dua koper, yang satu peralatan punggungnya ibu, yang satu kamera, apa yang banyak?" tegas Arteria.

"Kalau banyak itu nanti pasti orang pesawat bilang gak boleh naik. jadi memang sudah kelewatan ini," ujar politikus PDIP itu.

Oleh karena itu, Arteria meminta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI untuk menindak tegas dugaan perlakuan buruk yang diterimanya dari seorang perempuan yang mengaku 'keluarga jenderal bintang tiga'.

Ia menilai, seharusnya keluarga maupun istri seorang jenderal seharusnya bisa memperlihatkan karakter TNI AD.

"Pak KSAD, Pak Dudung, saya minta ini benar-benar ditindak tegas," kata Arteria.

"Ini istrinya bukan istrinya perwira, istrinya jenderal, harusnya bisa memperlihatkan watak karakter TNI AD di muka publik, bukan sebaliknya menjual siapapun, tadi jual jenderal bintang tiga, kemudian saya dibisikin ini istrinya jenderal bintang satu," imbuhnya.

Dirinya menilai bahwa perempuan yang mengaku 'keluarga jenderal bintang tiga' itu tidak memiliki sensitivitas publik baik kepada orang tua maupun publik sejak di dalam pesawat bahkan saat baru mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.

"Saya pikir tidak ada sensitivitasnya, baik kepada publik maupun kepada orang tua. Pesawat belum turun saja sudah omong 'mana protokol, mana protokol. Pesawatnya baru landing, baru dibuka pintunya," tutur Arteria.

Baca Juga: