Pertikaian yang terjadi antara anggota Korps Marinir TNI AL dan Raider TNI AD pecah di Barelang, Batam, Kepulauan Riau pada Minggu (28/11).

Kejadian tersebut terekam kamera dan telah beredar luas di media sosial melalui unggahan akun Twitter @yaniarsim.

Video berdurasi 30 detik itu memerlihatkan bentrokan fisik antara dua pasukan elite TNI terjadi di sebuah jembatan yang tengah dipadati kegiatan warga.

Dalam video tersebut juga terdengar teriakan-teriakan dari para pria yang bergerak ke tengah jalan.

Video tersebut menghasilkan kualitas gambar yang buruk sehingga tidak terlihat secara jelas, namun tampak mereka tengah menyasar satu orang pria lain.

Kegiatan warga serta anak-anak langsung bubar dan ketakutan mencoba masuk ke dalam sebuah mobil untuk meninggalkan lokasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir (Dispen Kormar) Kolonel Mar Gugun Saeful Rachman menuturkan, Pusat Polisi Militer (Puspom) dari tiap-tiap matra tengah melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap oknum prajurit yang terlibat.

"Untuk kasus ini, intinya semua penegasannya kita serahkan ke Polisi Militer, baik itu Pomal maupun Pomad," ujar Gugun ketika dihubungi wartawan, Selasa (30/11).

Namun, dirinya belum dapat menjelaskan secara rinci perihal kronologi dan penyebab kericuhan tersebut.

Keterangannya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari polisi militer agar duduk perkara lebih tergambar jelas.

"Jadi nanti apa keputusannya, kan keributannya pasti ada penyebab dong, kalau kita dengar versi sana versi sini pasti semuanya punya klaim masing-masing. Lebih baik kita dari sisi penyelidikan bagaimana hasilnya polisi militer," tuturnya

Lanjutnya, Gugun menyayangkan insiden keributan antar kedua matra tersebut.

Dari kasus tersebut, berakibat bukan hanya TNI AL dan TNI AD yang namanya tercoreng, melainkan TNI secara luas.

"Kita juga menyayangkan dengan tindakan tersebut yang dilakukan oleh oknum TNI, tentunya ini bisa merusak citra daripada institusi," katanya.

Baca Juga: