Kekacauan iklim dan krisis pangan merupakan ancaman serius dan semakin meningkat terhadap perdamaian dan keamanan global.

NEW YORK - Penasihat Menteri dan Wakil Kepala Delegasi Tetap Vietnam untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Nguyen Hoang Nguyen meminta agar Dewan Keamanan PBB lebih aktif dan memperbanyak upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan kerawanan pangan.

Ketika berbicara di depan sesi perdebatan terbuka tersebut, Nguyen menilai bahwa perubahan iklim merupakan tantangan multidimensi, berpengaruh terhadap pangan, lingkungan, ekonomi, dan sosial, serta faktor yang meningkatkan risiko terhadap perdamaian dan keamanan di tingkat global.

Seperti dikutip dari Antara, Nguyen menekankan bahwa kemiskinan adalah akar dan konsekuensi dari konflik, sedangkan perubahan iklim adalah sebuah faktor yang memperburuk kerawanan pangan dan meningkatkan ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas internasional.

"Dewan Keamanan PBB perlu dan dapat berbuat lebih banyak untuk memutus lingkaran setan perubahan iklim, kerawanan pangan, dan konflik," kata Nguyen, di New York, Kamis (15/2).

Nguyen meminta agar Dewan Keamanan PBB meningkatkan perannya dalam mencegah konflik, mengambil pendekatan yang lebih komprehensif dan seimbang antara ancaman keamanan tradisional dan nontradisional.

Kedua, perlunya memperkuat konsultasi dan koordinasi dengan badan-badan PBB, mekanisme dan inisiatif terkait di tingkat internasional, regional, dan nasional untuk segera menangani risiko keamanan akibat perubahan iklim dan kerawanan pangan. Ketiga, memastikan kepatuhan terhadap hukum internasional dan Piagam PBB dalam konflik.

Senada, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, yang turut hadir pada debat terbuka tersebut menggarisbawahi bahwa kekacauan iklim dan krisis pangan merupakan ancaman serius dan semakin meningkat terhadap perdamaian dan keamanan global dan sehingga harus ditangani oleh Dewan Keamanan.

Wabah Menular

Perubahan kondisi cuaca yang tidak normal di Vietnam meningkatkan risiko penularan penyakit karena berada di wilayah monsun tropis yang panas dan lembap.

Risiko penyakit yang bisa menyerang warga Vietnam di antaranya adalah demam berdarah, campak, serta penyakit mulut dan kuku. Lalu, penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, seperti pertusis, flu burung dan gondongan, hingga penyakit baru berbahaya yang didatangkan dari luar negeri seperti cacar monyet.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat sekitar satu miliar kasus flu musiman, termasuk 3-5 juta kasus parah dengan 290.000 hingga 650.000 di antaranya terbukti berakibat fatal.

Selain flu musiman dan infeksi saluran pernapasan akut, pada tahun 2023 dunia juga mencatat kasus flu burung yang bersifat patogen tinggi seperti A(H5N1), A(H5N6), dan A(H9N2).

Pada tahun 2023, Vietnam berhasil mengendalikan situasi penyakit menular dengan baik, dengan tujuan umum untuk meminimalkan kejadian dan kematian akibat penyakit menular dibandingkan rata-rata pada tahun 2016-2020.

Kendati demikian, Kementerian Kesehatan Vietnam mengatakan bahwa pencegahan dan pengendalian penyakit masih menghadapi erbagai tantangan karena adanya pengembangan penyakit yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksi, termasuk munculnya penyakit baru dan mutasi penyakit yang sudah ada.

Selain itu, demam berdarah dengan prevalensi tahunan yang tinggi kerap menyerang penduduk yang tinggal di daerah padat penduduk, wilayah perkotaan, maupun kawasan industri.

Dinamika populasi dengan banyak wisatawan, pelajar dan etnis minoritas juga menyulitkan upaya untuk mengendalikan kasus penyakit dan melaksanakan kegiatan pencegahan maupun pengendalian epidemi.

Kementerian juga mengingatkan bahwa tingkat vaksinasi di beberapa daerah masih rendah, terutama di daerah terpencil dan dihuni oleh kelompok etnis, sehingga respons imun dapat menurun seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: