Di tengah memanasnya situasi di LTS, Filipina dan Vietnam menyepakati peningkatan kerja sama penjaga pantai bilateral di perairan sengketa tersebut.

HANOI - Vietnam dan Filipina pada Selasa (30/1) sepakat untuk meningkatkan kerja sama penjaga pantai di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Kesepakatan bilateral itu diumumkan ketika kian memanasnya perselisihan antara Filipina dengan Tiongkok terkait sengketa terumbu karang di LTS.

Tiongkok mengklaim hampir seluruh LTS tetapi Filipina, Vietnam, dan beberapa negara lain mengklaim berbagai pulau, pulau kecil, terumbu karang, dan beting di jalur perairan strategis yang penting tersebut.

Ketegangan meningkat baru-baru ini antara Manila dan Beijing karena serangkaian konfrontasi antara kapal-kapal dari kedua negara, khususnya di sekitar Second Thomas Shoal, yang oleh Beijing disebut sebagai Ren'ai Reef.

Selama kunjungan kenegaraan pada Selasa, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, menandatangani dua perjanjian dengan Vietnam dan kedua pemimpin negara itu setuju untuk membentukhotlinekomunikasi dan bekerja dalam komite penjaga pantai gabungan untuk membahas masalah-masalah bersama.

"MoU kerja sama maritim bilateral bertujuan untuk memperkuat pemahaman, rasa saling percaya, dan keyakinan antara kedua pihak," demikian pernyataan dari kantor Kepresidenan Marcos Jr.

Awal bulan ini, Tiongkok mengadakan latihan militer di LTS, sementara Amerika Serikat (AS) dan Filipina rencananya akan melakukan latihan gabungan bilateral terbesar yang mengerahkan 17.600 perseonel militer dari kedua negara di perairan yang sama pada April mendatang.

Latihan tersebut menyusul ketegangan yang terjadi selama sebulan antara Tiongkok dan Filipina di sekitar terumbu karang yang disengketakan di wilayah tersebut, yang mengakibatkan tabrakan antara kapal dari kedua negara dan kapal Tiongkok yang menembakkan meriam air ke kapal Filipina.

Terdapat langkah-langkah diplomatik untuk meredakan ketegangan, dengan para pejabat Tiongkok dan Filipina mengadakan pembicaraan dua pekan lalu, dan pada Selasa Presiden Marcos Jr men desak lebih banyak kontak.

"Kami tegas dalam mempertahankan kedaulatan, hak kedaulatan, dan yurisdiksi kami terhadap provokasi apa pun. Namun pada saat yang sama, kami juga berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan Tiongkok melalui dialog dan konsultasi damai sebagai dua negara berdaulat yang setara," ujar Presiden Filipina itu dalam sebuah pernyataan.

Kesepakatan Investasi

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Marcos Jr selama dua hari itu, Vietnam juga sepakat untuk memasok hingga dua juta ton beras ke Filipina per tahun.

"Kesepakatan itu akan menjamin keamanan pangan di tengah dampak perubahan iklim, pandemi, dan peristiwa eksternal lainnya," demikian pernyataan dari kedua negara.

Beras Vietnam tercatat menyumbang 85 persen beras impor di Filipina, menurut data resmi.

Selama di Vietnam, Presiden Marcos Jr juga mengadakan pertemuan pribadi dengan Pham Nhat Vuong, CEO produsen mobil Vietnam VinFast. Produsen mobil dalam negeri pertama di negara komunis tersebut mengatakan pihaknya berencana berinvestasi di Filipina pada tahun 2024, dimulai dengan pendirian jaringandealermobil dan sepeda motor listrik.

"Filipina juga berharap untuk berpartisipasi dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik, menggunakan cadangan kobalt, tembaga, dan nikel yang melimpah," kata Presiden Marcos Jr. AFP/I-1

Baca Juga: