CARACAS - Pemerintah Venezuela menyatakan bahwa mereka telah berhasil meredam aksi pemberontakan militer di Kota Valencia. Hal itu disampaikan petinggi pemerintahan berkuasa dari kubu Partai Sosialis, Diosdado Cabello, pada Minggu (6/8). "Sekarang situasi (pemberontakan militer) telah berhasil dikontrol," kata Cabello.

Klaim Cabello diumumkan sesaat dipublikasikannya sebuah rekaman video yang mempertontonkan sekelompok orang berseragam militer yang mengumumkan pemberontakan dan menyerukan aksi penentangan secara meluas terhadap kekuatan Presiden Nicolas Maduro.

"Kami menuntut segera terbentuknya pemerintahan transisi," demikian tuntutan yang dibacakan oleh seseorang yang mengaku bernama Juan Carlos Caguaripano, kapten Garda Nasional Venezuela, yang dalam tayangan rekaman video Caguaripano sedang dijaga sejumlah orang berseragam militer. "Ini bukan kudeta. Hanya sebuah aksi sipil dan militer untuk mengembalikan tatanan konstitusional dan itikad menyelamatkan negara ini dari kehancuran total," imbuh dia.

Sejumlah pejabat lain mengatakan bahwa sekelompok orang itu sebagai teroris yang mencoba mencuri senjata api dan saat ini tujuh orang pelaku "teror" itu telah berhasil dibekuk setelah menyerang sebuah pangkalan militer.

Beberapa hari lalu, pemerintahan pimpinan Presiden Maduro membentuk sebuah institusi superbody untuk menumbangkan lembaga legislatif yang dikuasai oleh oposisi. Langkah politik ini dilakukan Maduro setelah pada sepekan lalu digelar referendum.

Pecat Jaksa

Pada bagian lain dilaporkan bahwa ketua Jaksa Venezuela telah dipecat pada Sabtu (5/8) dan akan menghadapi pengadilan kurang dari 24 jam setelah majelis legislatif yang baru terpilih, dilantik dengan menguasai kekuasaan untuk memperkuat cengkeraman Presiden Maduro.

Jaksa penuntut itu, Luisa Ortega, telah menjadi penantang utama Maduro dalam gerakan sosialis sejak oposisi memulai aksi-aksi protes pada April.

Ortega menuding Maduro melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan memalsukan hasil-hasil referendum bagi memilih majelis konstituen baru yang beranggota 545 orang. Oposisi yang menguasai kongres, memboikot pemungutan suara itu, sehingga dengan demikian semua calon lembaga baru tersebut merupakan para sekutu Maduro.

Mahkamah Agung yang merupakan loyalis Maduro mengirim surat ke majelis itu yang mengumumkan dakwaan atas Ortega, yang menuduhnya telah "melakukan perbuatan serius yang tak sejalan," tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Setelah pemecatan, kabarnya majelis konstituen akan mengganti Ortega dengan Tarek Saab, ombudsman hak asasi manusia dan orang dekat pemerintah. Oposisi mengatakan bahwa Saab tutup mata atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan negara. Rtr/Ant/I-1

Baca Juga: