OXFORD - Para peneliti Universitas Oxford, Inggris, pada Kamis (3/2), mengumumkan penemuan jenis virus HIV baru yang sangat mematikan. Virus ini telah menyebar di Belanda selama beberapa dekade. Tetapi berkat efektivitas pengobatan, hal itu dianggap "tak perlu dikhawatirkan".

Peneliti Oxford yang diterbitkan di jurnal Science menunjukkan, pasien yang terinfeksi dengan HIV "varian VB" memiliki tingkat virus 3,5 hingga 5,5 kali lebih tinggi dalam darah, dibanding mereka yang terinfeksi varian lain, dengan volume virus lebih banyak. Sistem kekebalan tubuh juga cepat menurun.

Penelitian ini menemukan setelah memulai pengobatan, individu dengan varian VB memiliki pemulihan sistem kekebalan dan kelangsungan hidup yang serupa dengan individu varian HIV lainnya.

"Tidak ada alasan untuk khawatir dengan varian virus baru ini," kata ahli epidemiologi Oxford, Chris Wymant, penulis utama makalah tersebut dalam sebuah wawancara dengan AFP.

Deteksi Dini

Menurut para peneliti, kemungkinan varian baru itu muncul pada akhir 1980-an dan awal 1990-an di Belanda, tetapi mulai menurun sekitar 2010. Tim peneliti percaya pengobatan HIV yang luas di Belanda tidak berkontribusi pada evolusi virus, di mana deteksi dini dan pengobatan adalah yang terpenting.

"Temuan kami menekankan pentingnya pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa individu yang berisiko tertular HIV memiliki akses tes rutin untuk memungkinkan diagnosis dini, diikuti dengan pengobatan segera," kata rekan penulis Christophe Fraser, yang juga seorang peneliti Oxford dalam siaran pers.

Hasil penelitian tersebut juga mendukung teori bahwa virus dapat berevolusi menjadi lebih ganas. "Penemuan varian baru HIV harus menjadi peringatan bahwa kita tidak boleh terlalu percaya diri mengatakan virus hanya akan berevolusi menjadi lebih ringan," kata Wymant kepada AFP.

Secara total, tim menemukan 109 orang terinfeksi varian VB, di mana empat di antaranya tinggal di luar Belanda, tetapi masih di kawasan Eropa Barat.

Virus HIV terus berkembang, sehingga setiap orang yang terinfeksi memiliki versi yang sedikit berbeda. Varian VB yang ditemukan memiliki lebih dari 500 mutasi.

"Menemukan varian baru adalah hal biasa, tetapi menemukan varian baru dengan sifat yang tidak biasa, bukanlah hal yang biasa, terutama yang meningkatkan virulensi," jelas Wyman.

Tim peneliti pertama kali mengidentifikasi varian VB pada 17 orang dengan HIV positif dan menguraikan kumpulan data yang luas dari proyek BEEHIVE, sebuah inisiatif pengumpulan dan analisis data di Eropa dan Uganda. Karena 15 dari 17 kasus berasal dari Belanda, mereka mempelajari lebih lanjut data dari 6.700 orang Belanda yang HIV positif dan mengidentifikasi 92 lainnya.

Kemunculan paling awal dari varian VB dalam data mereka ditemukan pada seseorang yang didiagnosis pada 1992 yang memiliki varian versi awal, dan terbaru diketahui pada 2014.

Baca Juga: