Pemerintah membuka kedatangan wisatawan asal Singapura ke kawasan Batam dan Bintan dengan mekanisme travel bubble.

JAKARTA - Indonesia harus segera mengejar target vaksinasi Covid-19 sebesar 70 persen agar lebih siap dan mewaspadai potensi gelombang varian Omicron. Hingga 24 Januari 2021, 181,65 juta atau 87,22 persen divaksin dosis pertama dan 124,63 juta atau 59,85 persen divaskin dosis kedua.

"Vaksinasi kita sudah cukup tinggi, tapi kita perlu mengejar segera pencapaian vaksinasi dua suntikan itu di 70 persen mudah-mudahan di beberapa bulan ke depan," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menegaskan dalam RDP bersama Komisi XI DPR, di Jakarta, Selasa (25/1).

Kemudian, untuk dosis ketiga atau booster bagi tenaga kesehatan telah mencapai 1,36 juta atau 93 persen dari target 1,46 juta orang. Pemerintah, tambah dia, menetapkan sasaran vaksinasi dua dosis untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity yakni 208,26 juta orang.

Untuk capaian vaksinasi lengkap di berbagai wilayah dunia, antara lain Amerika Serikat (AS) 62,98 persen dari populasi, Asia 59,69 persen, Afrika 10,12 persen, dan Uni Eropa 70,6 persen. Menurut Febrio, varian Omicron yang kasusnya semakin meningkat merupakan satu risiko baru yang harus dihadapi masyarakat Indonesia maupun dunia.

Lebih Baik

Meski demikian, Febrio meyakini penanganan pandemi di Indonesia lebih baik daripada negara lain yakni dengan total kasus 4,28 juta, sedangkan Prancis 16 juta, Inggris 15 juta, Russia 11 juta, dan Turki 10,9 juta.

"Kita menghadapi satu risiko yang baru yaitu Omicron walaupun perbandingan secara global, kita menghadapi pandemi lebih efektif dibanding banyak negara," ujarnya.

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan pemerintah membuka kedatangan wisatawan asal Singapura ke kawasan Batam dan Bintan dengan mekanisme travel bubble atau gelembung perjalanan.

Travel bubble adalah kebijakan meniadakan masa isolasi yang biasanya wajib dilakukan oleh pelancong internasional saat akan memasuki sebuah negara di masa pandemi Covid-19 ini. Kebijakan ini hanya diberlakukan pada kelompok pelancong terpilih dari negara tertentu.

Menurut Wiku, alasan dibukanya kedatangan wisatawan asal Singapura ke kawasan Batam dan Bintan semata-mata untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui sektor pariwisata.

"Pembukaan sektor pariwisata yang dilakukan dibarengi dengan protokol kesehatan yang diatur sedemikian rupa, melalui sistem travel bubble yang bertujuan untuk membagi peserta ke dalam kelompok (bubble) yang berbeda," ujarnya.

Ia menjelaskan mekanisme itu nantinya memisahkan peserta yang memiliki risiko terpapar Covid-19 dengan masyarakat umum, disertai dengan pembatasan interaksi hanya kepada orang di dalam satu kelompok (bubble) yang sama dan penerapan prinsip karantina untuk meminimalkan risiko penyebaran Covid-19.

Ia mengemukakan aturan pembukaan kembali sektor pariwisata itu tertuang dalam Surat Edaran No 3 Tahun 2022 tentang protokol kesehatan pelaku perjalanan luar negeri mekanisme travel bubble di kawasan Batam, Bintan, dengan Singapura di masa pandemi Covid-19.

Disampaikan, surat edaran itu berlaku efektif mulai 24 Januari 2022 sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian. Wiku mengemukakan, sebelum membuka pariwisata dengan sistem kelompok, pemerintah Indonesia menjamin bahwa penyelenggara wisata siap secara infrastruktur dan sistem termasuk mekanisme protokol kesehatan bagi pelaku perjalanan maupun karyawan yang bertugas di tempat.

Ia menambahkan, terdapat beberapa aturan selama berada dalam kawasan travel bubble Batam maupun Bintan yang harus ditegakkan, di antaranya interaksi diizinkan dengan wisatawan atau pengelola wisata di dalam satu kawasan bubble.

Kemudian, kegiatan hanya dilakukan di zona yang telah ditentukan sesuai rencana perjalanan (itinerary) yang ditetapkan. Jika merasa gejala terkait Covid-19 maka PPLN (dan kontak erat dalam satu bubble) wajib melakukan RT-PCR, termasuk evakuasi medis sesuai aturan yang berlaku di Indonesia agar pengendalian Covid-19 terlaksana menyeluruh.

Baca Juga: