JAKARTA - Antibodi infeksi alami dari Covid-19 lebih rendah dari vaksinasi. Untuk itu, masyarakat yang sudah tertular diminta tetap vaksinasi Covid-19. Sebab hasil vaksinasi melahirkan antibodi lebih tinggi dari infeksi alami. Demikian disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, di Jakarta, Senin (21/3).

"Meskipun kita sudah memiliki pertahanan saat tertular, tetap harus divaksinasi," ujarnya. Sebagai informasi, berdasarkan Survei Serologi di 100 kabupaten/kota, penduduk yang belum atau sudah terinfeksi dan belum mendapat vaksinasi kadar antibodinya median di atas 100. Sedangkan jika sudah vaksinasi berkisar di angka 1.000.

Siti menyatakan, orang yang sudah vaksinasi atau terinfeksi masih berisiko tertular Covid-19. Vaksinasi jadi penting untuk mencegah risiko dampak gejala berat dan kematian. Dia mencontohkan, terjadi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Meski begitu, banyak orang hanya bergejala ringan, bahkan tidak bergejala.

"Menjadi penting kalau seseorang tertular atau terpapar Covid-19. Dia tidak akan sakit parah atau berakhir dengan kematian, jika sudah vaksinasi," jelasnya. Siti menuturkan, dosis pertama vaksin Covid-19 sudah mencapai 92 persen dan dosis kedua 74 persen. Pihaknya terus mengupayakan meningkatkan cakupan untuk memenuhi target 70 persen atau lebih dari jumlah 270 juta penduduk. "Kita harus mengupayakan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi, terutama lansia," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Vaksinasi Universitas Airlangga (Unair), Fedik Abdul Rantam, menuturkan, vaksinasi booster atau lanjutan, secara imunologi lebih baik diberikan secara homolog atau berjenis sama.

Menurutnya, secara struktural dari protein dan bahannya akan membentuk antibodi yang sesuai.

Sedangkan, jika heterolog (berbeda), tidak bisa dipastikan seberapa jauh gen yang masuk. Sebab akan membentuk protein yang sedikit berbeda. "Jadi, sama dengan kita mendapat vaksin baru, membentuk memori baru sesuai dengan bahan asing yang dimasukkan," ucapnya.

Meski begitu, dalam situasi pandemi Covid-19, pemberian vaksinasi lanjutan secara heterolog bukan sebuah permasalahan. Secara manfaat masih mampu memberi efek bagus mengatasi paparan Covid-19. "Ini urgen karena dalam pandemic. Maka, kalau terpaksa adanya vaksin heterolog, tidak jadi soal," katanya.

Baca Juga: