Bio Farma sudah melakukan pendistribusian vaksin sejak Januari hingga pekan pertama September 2021 sebanyak 141,4 juta dosis.

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan vaksinasi Covid-19 bisa mencapai angka 70 persen penduduk di setiap provinsi pada akhir tahun 2021 sehingga tercipta kekebalan komunal.

Sebagaimana keterangan tertulis Biro Pers Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta, Selasa (7/9), Kepala Negara berharap target itu dapat dicapai oleh setiap provinsi, termasuk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang akan menjadi tuan rumah perhelatan internasional World Superbike pada November mendatang.

"Kita inginkan seluruh provinsi bisa tervaksin (warganya) minimal 70 persen itu di akhir tahun ini. Syukur sebelum perhelatan, terutama yang di sekitar venue sudah bisa diselesaikan," ujar Presiden saat melakukan dialog melalui konferensi video dengan sejumlah pondok pesantren dan rumah ibadah yang melakukan vaksinasi secara serentak, pada peninjauan langsung vaksinasi di Pondok Pesantren KH Syamsuddin, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Pada dialog bersama perwakilan daerah tersebut, Presiden Jokowi meminta percepatan vaksinasi terus dilakukan agar penyebaran Covid-19 di Indonesia dapat segera dihentikan.

Percepat Vaksinasi

Berkaitan dengan perhelatan internasional World Superbike, perwakilan dari Provinsi NTB mengaku siap untuk mempercepat proses penyuntikan vaksin dengan target 15 ribu suntikan per hari untuk mendukung pelaksanaan World Superbike.

"Kami siap dan kami berkomitmen, TNI, Polri, pemerintah, batalyon vaksinator, dan lain-lain, 500 fasilitas kesehatan kami akan bergerak," ujar perwakilan dari Provinsi NTB.

Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan Indonesia telah memperoleh total 225,4 juta lebih dosis vaksin Covid-19 dari berbagai produsen dalam 50 kali pengiriman sejak Desember 2020 hingga September 2021.

"Dari pasokan vaksin Covid-19 yang sudah mencapai 225,4 juta dosis, Bio Farma sudah melakukan pendistribusian vaksin sejak Januari hingga pekan pertama September 2021 sebanyak 141,4 juta dosis," kata Bambang.

Dilansir dari laporan Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), kedatangan vaksin di Indonesia hingga pekan pertama September 2021 sudah mencapai 50 kali.

Dua kali kedatangan berlangsung pada Desember sebanyak tiga juta dosis vaksin berbentuk produk jadi dari Sinovac. Satu kali kedatangan pada Januari sebanyak 16,5 juta dosis vaksin Sinovac berbentuk bahan baku dan berlanjut satu kali kedatangan pada Februari sebanyak 11 juta dosis bahan baku dari Sinovac.

Tiga kali kedatangan pada kurun Maret sebanyak 26 juta dosis bahan baku Sinovac dan 1,1 juta dosis AstraZeneca dalam bentuk produk jadi. Frekuensi pengiriman meningkat empat kali kedatangan pada April sebanyak 12 juta dosis bahan baku Sinovac, 3,8 juta dosis AstraZeneca dalam bentuk jadi serta 482 ribu Sinovac dalam bentuk jadi.

Sebanyak lima kedatangan vaksin tambahan pada Mei sebanyak 16 juta dosis bahan baku Sinovac, 1,3 juta dosis AstraZeneca produk jadi dan 517 ribu dosis Sinopharm dalam bentuk jadi. Sebanyak empat kali kedatangan berlangsung pada Juni sebanyak 24 juta dosis bahan baku Sinovac, satu juta dosis produk jadi Sinopharm dan 1,8 juta dosis AstraZeneca dalam bentuk jadi.

Tahap pengiriman vaksin terbanyak terjadi pada Juli 2021 sebanyak 14 kali kedatangan dengan total perolehan vaksin 56,1 juta dosis lebih dalam bentuk vaksin jadi dan bahan baku. Pada Agustus 2021, Indonesia menerima 14 kali kedatangan vaksin berjumlah 43 juta lebih dosis dalam bentuk jadi dan bahan baku.

Baca Juga: