Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, mengungkapkan perbedaan mencolok antara vaksin Nusantara dengan vaksin Merah Putih. Ia mengatakan perbedaan tersebut lewat sebuah cuitan di akun Twitter miliknya, @drpriono1, yang salah satunya menyinggung soal dukungan yang didapatkan oleh kedua vaksin tersebut.

Pada cuitan tersebut, Pandu mengatakan bahwa sejak awal, vaksin Merah Putih memiliki keunggulan ketimbang vaksin Nusantara, yaitu mengikuti prosedur standar sains. Sebaliknya, vaksin Nusantara sejak awal tidak jujur dan tidak didukung dan mengikuti prosedur sains.

Sebelumnya, lembaga Indikator Politik Indonesia melakukan sebuah survei terkait kepercayaan masyarakat kepada jenis vaksin yang dikembangkan Indonesia, yaitu vaksin Nusantara dan Merah Putih.

Hasilnya, vaksin Nusantara lebih dipercaya oleh 32 persen responden. Sebaliknya, hanya 19 persen responden yang mengetahui perihal vaksin Merah Putih yang sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"32 persen responden tahu vaksin Nusantara dan hanya 19 persen responden tahu vaksin merah putih," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.

Pada survei tersebut juga diketahui bahwa sekitar 57,4 persen responden bersedia divaksin Merah Putih. Sedangkan 48,8 persen responden mau divaksin Nusantara.

Sementara itu 21,6 persen responden mengaku kurang bersedia divaksin Nusantara. Sedangkan 20,1 persen responden mengaku kurang bersedia divaksin Merah Putih.

Baca Juga: