Pandemi Covid-19 hingga saat ini belum menunjukan tanda-tanda akan segera berakhir. Di sisi lain, ada negara-negara kaya yang mampu mengamankan stok vaksin dan di sisi lain ada negara yang kesulitan vaksin.
Dalam laporan pada 17 September 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis data bahwa 73 persen dari 5,7 miliar dosis vaksin yang beredar di dunia, hanya dinikmati oleh 10 negara.
WHO menjelaskan negara dengan pendapatan tinggi dapat mengamankan stok vaksin dan memiliki kemampuan vaksinasi 61 kali lebih banyak dibandingkan negara dengan pendapatan rendah.
WHO juga menyampaikan semakin lama kesenjangan vaksin ini, maka akan semakin memperburuk kondisi kesehatan dan ekonomi global dan dapat berimbas memperburuk pandemi yang saat ini terjadi.
Setidaknya WHO menargetkan 40 persen dari populasi di sebuah negara harus sudah dapat disuntik vaksin tahun ini, dan WHO juga menargetkan jumlahnya akan terus meningkat menjadi 70 persen pada tahun depan.
Menurut WHO, target bisa dicapai jika negara-negara dari produsen vaksin dapat menciptakan keadilan dalam distribusi vaksin.
Selain itu, WHO juga menyerukan kepada negara-negara produsen vaksin untuk segera memenuhi janji pembagian dosis mereka dan untuk menukar pengiriman vaksin jangka pendek mereka dengan COVAX dan AVAT (Tim Tugas Akuisisi Vaksin Covid-19 Afrika).
WHO juga meminta produsen untuk memprioritaskan pasokan ke COVAX dan mitra. Selain itu , bagi negara-negara produsen vaksin diharapkan bisa memfasilitasi dan berbagi teknologi, pengetahuan, serta kekayaan intelektual untuk mendukung pembuatan vaksin regional.
Bahkan, ketika negara-negara fokus untuk mengakhiri pandemi ini, dunia juga harus bersiap untuk pandemi di masa depan dan keadaan darurat kesehatan lainnya.
Sebelumnya, WHO mengimbau negara-negara untuk tidak memberikan vaksin booster atau vaksin ketiga bagi masyarakat umum, karena masih banyak negara yang belum mendapatkan stok vaksin yang mencukupi.