TOKYO - Sebuah studi terbaru menunjukkan, varian lambda dari virus korona mungkin tidak dapat dicegah oleh vaksin Covid-19. Penelitian ini bergabung dengan semakin banyak bukti bahwa varian lambda dari virus Korona telah mampu menghindari vaksinCovid-19.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), varian lambda pertama kali terdeteksi di Peru pada musim panas 2020. Sejauh ini, varian tersebut belum menyebar terlalu banyak di AS, dengan ditemukan kasus di Texas.

Penelitian yang belum ditinjau oleh rekan sejawat tetapi dipublikasikan di bioRxiv, yang membagikan laporan ilmiah awal, menunjukkan bahwa protein lonjakan varian lambda berbeda dari varianCovid-19lainnya, yang memudahkan lambda untuk menempel pada sel dan menyebabkan infeksi.

Menurut News-Medical, yang meninjau studi dan laporan awal baru-baru ini, para ilmuwan meninjau urutan genetik varian lambda dan membandingkannya dengan protein lonjakan mutasi virus korona asli. Studi ini menemukan perubahan spesifik yang memudahkan varian untuk mengikat sel.

Secara khusus, varian ini memiliki dua mutasi di dalamnya yang dapat membuatnya menghindari vaksin, sehingga kecil kemungkinan kekebalan dapat menghentikan penyebaran virus.

Menurut Reuters,studi terpisah yang juga diterbitkan melalui bioRxiv tetapi belum ditinjau oleh rekan sejawat, menemukan varian lambda memiliki tiga mutasi yang dapat membuatnya melawan antibodi.

Para peneliti, yang bekerja di laboratorium di Jepang, memperingatkan bahwa varian lambda harus dianggap sebagai "varian yang menjadi perhatian" oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bukan dalam peringkat "varian yang menarik" saat ini.

"Lambda bisa menjadi ancaman potensial bagi masyarakat manusia," kata peneliti dari Universitas Tokyo,Kei Satokepada Reuters.

Deseret News melaporkan, ada sejumlah keyakinan di antara para ahli bahwa varian lambda dari virus korona baru mungkin tidak menyebar dengan cepat seperti varian delta. "Varian lambda menunjukkan resistensi vaksin Covid-19 di laboratorium," kata makalah penelitian baru.

Seorang profesor di Departemen Kesehatan Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat, Johns Hopkins Bloomberg,Anna Durbin,mengatakan kepada Newsweek bahwa varian lambda akan menghadapi masalah penyebaran jika cukup banyak orang yang kebal terhadap varian delta.

Lambda "akan mengalami masalah di sini di AS, dan itu adalah varian delta," kata Durbin.

"Semua virus ini bersaing satu sama lain untuk mendapatkan keuntungan menjadi yang bertahan," kata Durbin kepada Newsweek.

"Kami tahu bahwa varian lambda memiliki beberapa mutasi yang sama dengan varian delta yang kami pikir (akan) memungkinkannya untuk lebih menular, sehingga akan sulit untuk mengungguli varian delta," pungkasnya.

Baca Juga: