Diperkirakan imunitas tubuh masyarakat terhadap risiko penularan Covid-19 akan menurun pada awal tahun depan.

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengalokasikan anggaran belanja vaksin Covid-19 produksi dalam negeri Inavac dan Indovac bagi kebutuhan masyarakat pada 2023. Vaksin Indovac produksi PT Bio Farma dan Vaksin Inavac produksi PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia telah memasuki tahap akhir uji klinik.

"Sudah disiapkan (anggaran) vaksin Inavac dan Indovac tahun ini," kata Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes) Kemenkes,Rizka Andalusia, pada acara Opening Ceremony COMSTECH-OIC Fellowship Program dan Peresmian Laboratorium Jejaring OIC COE, di Jakarta, Kamis (15/9).

Menurut Rizka, Kemenkes sedang mengupayakan alokasi pendanaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk pembelian kedua vaksin tersebut.

Meski pemerintah telah menghapus alokasi anggaran penanganan pandemi Covid-19 dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mulai 2023, tapi peluang untuk mendapat anggaran belanja vaksin Covid-19 masih terbuka.

"Kata kuncinya adalah selama ada kebutuhan, bisa dianggarkan. Kalau butuh dan kondisi masyarakat perlu booster, bisa dianggarkan," katanya.

Imunitas Menurun

Dalam acara yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, memperkirakan kebutuhan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 masih terjadi pada 2023. Diperkirakan imunitas tubuh masyarakat terhadap risiko penularan Covid-19 akan menurun pada awal tahun depan.

"Booster ketiga di Indonesia rendah. Sesudah enam bulan (imunitas) turun, termasuk imunitas saya rendah juga, sudah turun," kata Budi yang baru saja pulih dari infeksi Covid-19.

BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) siap memproduksi vaksin Indovac, di mana untuk tahap awal produksi maksimal mencapai 20 juta dosis.

Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi. Kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024, tergantung pada kebutuhan dan permintaan.

Direktur PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, FX Sudirman, menyambut baik komitmen Kemenkes untuk membeli vaksin Inavac pada 2023. "Kemarin, kami sudah ada pertemuan juga dengan Tim Pemantau Konsorsium Vaksin Merah Putih dan sudah menyampaikan komitmen pembelian itu," katanya.

PT Biotis selaku produsen Vaksin Merah Putih karya Tim Peneliti Universitas Airlangga dengan merek dagang Inavac mengincar peluang pasar dari cakupan vaksinasi booster dewasa, remaja dan anak di Indonesia.

Vaksinasi booster pada usia di atas 18 tahun baru mencakup 30 persen dari target sasaran 141.211.000 orang sehingga masih ada 98,7 juta orang yang belum vaksin booster. Sedangkan vaksinasi booster remaja usia 12-17 tahun dengan jumlah sasaran 26.705.490 orang belum dimulai di Indonesia.

Adapun vaksinasi booster pada anak usia 7-11 tahun dengan jumlah sasaran 26.400.300 orang belum dimulai. Kapasitas produksi downstream PT Biotis sanggup memproduksi hingga 20 juta dosis per bulan. Khusus pada tahap awal, akan ditingkatkan hingga lima juta dosis per bulan mirip dengan Indovac.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan penurunan kasus aktif pada 1.285 pasien, yang diikuti juga angka kesembuhan harian pada 3.915 orang. Menurut data yang dihimpun di Jakarta, Kamis, penyintas Covid-19 di Indonesia saat ini berjumlah6.215.711orang.

Sedangkan pasien yang mendapat perawatan medis akibat Covid-19 sebanyak 29.126 orang. DKI Jakarta mencatat angka sembuh dari Covid-19 paling banyak dibandingkan provinsi lainnya.

Kasus konfirmasi positif bertambah 2.651 orang, dan menjadikan total kasus 6.402.686 orang. Angka meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah 21 orang pada hari ini, menjadikan total korban sebanyak 157.489 orang. Positivity rate spesimen harian senilai 7,48 persen dan positivity rate orang harian sebesar 7,85 persen.

Baca Juga: