Menanggapi pernyataan bersama AS dan sekutunya untuk melanjutkan tugas panel ahli PBB yang memantau sanksi terhadap program nuklir dan misil Pyongyang, Dubes Korut di PBB menyatakan bahwa upaya itu akan berujung pada kegagalan.

SEOUL - Duta Besar Korea Utara (Korut) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) , Kim Song, mengungkapkan keyakinannya bahwa usaha membentuk panel baru untuk mengawasi sanksi terhadap negaranya akan berujung pada kegagalan, demikian dilaporkan oleh kantor beritaKCNApada Minggu (5/5).

Komentar Dubes Kim Song muncul setelah Russia menggunakan hak veto pada Maret lalu, yang secara efektif mengakhiri pemantauan resmi PBB terhadap sanksi yang diberlakukan terhadap Pyongyang.

Korut sendiri selama ini terisolasi karena program nuklir dan senjata terlarangnya.

Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa pemimpin Korut, Kim Jong-un, diduga telah mengirim senjata ke Russia. Pasokan senjata itu diperkirakan sebagai imbalan atas bantuan teknis dari Moskwa untuk program satelit mata-mata yang sedang dikembangkan Pyongyang.

Tahun lalu, Korea Utara melaksanakan serangkaian uji coba misil, meskipun tindakan tersebut melanggar sanksi PBB yang diberlakukan sejak 2006, dan juga telah diperingatkan oleh Washington DC dan Seoul.

Uji coba itu terjadi setelah Korut menyatakan dirinya sebagai negara yang memiliki senjata nuklir yang tidak dapat diubah pada 2022.

"Upaya yang dipimpin oleh AS dan negara-negara Barat lainnya untuk membentuk kelompok baru guna memantau sanksi terhadap Korut akan gagal," kata Dubes Kim Song dalam pernyataan berbahasa Inggris yang disiarkanKCNA.

"Kekuatan musuh mungkin akan membentuk panel ahli kedua dan ketiga di masa depan, tetapi mereka semua pasti akan hancur seiring berjalannya waktu," imbuh diaketikamenyampaikan komentar tersebut sebagai tanggapan atas pernyataan bersama yang dikeluarkan AS dan sekutunya pekan lalu dalam seruan untuk melanjutkan tugas panel ahli PBB yang memantau sanksi lama terhadap Pyongyang atas program senjata nuklir dan misilnya.

Pembubaran panel PBB setelah veto Moskwa, kata Kim Song, adalah sebuah penghakiman yang dibuat oleh sejarah terhadap sebuah organisasi ilegal yang menyebarkan rencana untuk menghilangkan hak hidup sebuah negara berdaulat.

Siap Berkolaborasi

Utusan tersebut mengucapkan terima kasih kepada Moskwa bulan lalu. Dia mengungkapkan bahwa Pyongyang sangat menghargai veto Federasi Russia yang menghalangi pembaruan panel sanksi ahli, sebagai tindakan independen dalam mendukung hak atas keadilan dan ketidakberpihakan internasional.

Sebelumnya Russia memveto pembaruan tahunan panel tersebut di tengah tuduhan AS bahwa Korut telah mentransfer senjata ke Russia untuk digunakan dalam perangnya di Ukraina.

Namun, saat mengunjungi Seoul pada April, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menekankan pentingnya memastikan penegakan sanksi terhadap Korut.

Dubes Thomas-Greenfield pun mendesak Russia dan Tiongkok untuk berhenti memberikan penghargaan kepada Korut atas perilaku buruknya.

Dia kemudian mengatakan Washington DC siap berkolaborasi dengan Seoul, Tokyo, dan negara lain untuk mengeksplorasi beberapa cara kreatif dan pemikiranout-of-the-boxuntuk memastikan kelanjutan kegiatan pemantauan. AFP/I-1

Baca Juga: