NEW YORK - Defisit anggaran Amerika Serikat (AS) tahun ini berpotensi melampaui 1,9 triliun dollar AS (1 dollar AS = 15.338 rupiah) atau lebih dari 6 persen dari output ekonomi, ambang batas yang sebelumnya hanya pernah tercapai pada era Perang Dunia II, krisis keuangan 2008, dan pandemi Covid-19, menurut laporan surat kabar The Wall Street Journal pada Senin (16/9).

"Utang federal publik, jumlah keseluruhan dari semua defisit, baru saja melampaui angka 28 triliun dollar AS atau hampir 100 persen dari PDB. Jika Kongres tidak bertindak, total utang akan naik 22 triliun dollar AS lagi hingga 2034. Biaya bunga saja berpotensi melampaui belanja pertahanan tahunan," sebut Wall Street Journal.

Seperti dikutip dari Antara, para ekonom dan pembuat kebijakan sudah khawatir bahwa tumpukan utang yang terus melonjak dan bertambah dapat memicu tekanan kenaikan untuk suku bunga, menahan pertumbuhan ekonomi, mengesampingkan prioritas lain, dan berpotensi merusak kemampuan Washington untuk meminjam jika terjadi perang atau krisis lainnya.

"Sudah ada tanda-tanda peringatan yang meluas, termasuk penurunan peringkat kredit AS dan permintaan yang lesu untuk utang pemerintah di beberapa lelang," katanya.

Lampaui Garis Merah

Menurut laporan Wall Street Journal, utang federal dan defisit telah melampaui berbagai garis merah imajiner dan konsekuensi yang ditakutkan belum terjadi.

Dollar AS tetap menjadi mata uang cadangan dunia, memberikan lebih banyak ruang gerak bagi AS dibandingkan negara-negara besar lainnya .... Ada risiko, tetapi tidak ada krisis fiskal.

"Kita menyadari bahwa kita meminjam lebih banyak dari yang kita tahu kita bisa (pinjam). Dan sesungguhnya kita telah meminjam dalam jumlah yang lebih banyak dari perkiraan kita," kata Jason Furman, seorang ekonom Harvard yang dahulu merupakan penasihat utama mantan Presiden AS, Barack Obama.

Survei menunjukkan publik khawatir soal defisit tersebut, tetapi mereka juga lebih menyukai politisi yang menawarkan pemangkasan pajak, cek stimulus, dan dana untuk militer.

Sebelumnya disampaikan total utang publik pemerintah federal AS telah melampaui 35 triliun dollar AS untuk pertama kalinya sebagaimana tercatat, demikiant data yang dirilis Departemen Keuangan AS pada Senin (29/7).

Menurut Daily Treasury Statement yang baru dirilis, total utang publik outstanding naik menjadi 35 triliun dollar AS pada Jumat (26/7). Data tersebut diperbarui pada akhir setiap hari kerja dengan data dari hari kerja sebelumnya.

Hanya tujuh bulan lalu, utang nasional AS tercatat melampaui 34 triliun dollar AS pada akhir Desember 2023. Tiga bulan sebelumnya, AS mencapai tonggak bersejarah dengan total utang melampaui 33 triliun dollar AS.

"Peminjaman ini terus berlanjut, gegabah, dan nekat. Namun terlepas dari semua risiko dan tanda-tanda peringatan, sinyal-sinyal bahaya ini tampaknya tidak dihiraukan," kata Maya MacGuineas, Presiden Committee for a Responsible Federal Budget, dalam sebuah pernyataan.

"Kita harus serius menangani utang ini dan segera. Tahun-tahun pemilihan umum tidak bisa menjadi pengecualian untuk berupaya mencegah bahaya yang sepenuhnya dapat diperkirakan, dan utang adalah salah satu bahaya utama yang kita hadapi," ujar MacGuineas.

Baca Juga: