KARACHI - Pemimpin oposisi Pakistan dan mantan Perdana Menteri Imran Khan pada Minggu (22/5) mengumumkan tanggal aksi unjuk rasa ke Islamabad untuk menuntut pembubaran majelis dan penetapan tanggal pemilu. Kondisi politik dan ekonomi negara Asia Selatan ini mengalami krisis.

Dilansir Channel News Asia, Senin (23/5), Imran Khan yang digulingkan dalam mosi tidak percaya bulan lalu disalahkan karena tak mampu menangani ekonomi negara.

"Kita akan bertemu di Islamabad di Jalan Srinagar 25," kata Khan saat konferensi pers, Minggu.

"Saya ingin Anda keluar dengan perilaku yang baik sampai di sana pukul 3 sore," tambahnya.

Setelah digulingkan Khan telah berkeliling ke seluruh negeri. Ia menyalahkan Amerika Serikat yang melakukan konspirasi untuk menentang pemerintahannya.

Pemerintahan Perdana Menteri Shehbaz Sharif belum mengimplementasikan kebijakan ekonomi seperti mengurangi biaya susbsidi energi, kebijakan yang diperkenalkan Khan di akhir masa pemerintahannya. Khan menghadapi tekanan dikarenakan tingginya tingkat inflasi di Pakistan.

"Berapa pun waktu yang dibutuhkan, saya akan tetap di Islamabad sampai tuntutan pembubaran majelis dan penetapan tanggal pemilu yang bebas dan adil diumumkan," kata Khan kepada media dikelilingi rekan-rekan terdekatnya.

"Saya ingin semua orang ambil bagian dalam unjuk rasa ini. Ini bukan politik, ini jihad melawan ketidakadilan," kaya Khan.

Pakistan sedang membutuhkan dukungan finansial dari luar dikarenakan defisit keuangan yang makin melebar dan cadangan luar negeri yang jatuh di bawah 10,5 miliar dolar AS.

Dialog antara pemerintah dan IMF untuk merilis bantuan lagi dari paket penyelamatan 6 miliar dolar AS yang telah disetujui pada 2019, sedang dilakukan di Doha.

Baca Juga: