Penjelajah Prancis merupakan orang yang Eropa pertama yang mendirikan pos dagang di Quebec yang strategis. Namun usaha Prancis untuk mempertahankan Quebec yang menjadi cikal bakal Kanada itu gagal setelah melalui pengepungan sebanyak 5 kali.

Penjelajah Prancis merupakan orang yang Eropa pertama yang mendirikan pos dagang di Quebec yang strategis. Namun usaha Prancis untuk mempertahankan Quebec yang menjadi cikal bakal Kanada itu gagal setelah melalui pengepungan sebanyak 5 kali.

Didirikan pada 1608 oleh penjelajah Prancis bernama Samuel de Champlain, Kota Quebec tidak seperti kota lain di Amerika Utara. Lokasinya sangat strategis berada di puncak tebing yang menghadap ke Sungai St Lawrence sebagai banteng alaminya.

Dalam sejarahnya, Kanada tidak lepas dari jasa penjelajah Prancis bernama Jacques Cartier. Ia pertama kali berlayar ke Teluk St Lawrence pada 1534. Tahun berikutnya, ia melanjutkan perjalanan ke hulu ke Desa Stadacona di Iroquoian, yang berdiri di situs tempat Kota Quebec terletak hari ini.

Dalam perjalannya ia bertemu dengan orang pribumi yang telah tinggal di tanah yang sekarang disebut Kanada selama ribuan tahun. Dalam pelayarannya atas permintaan Raja Prancis, ia bukanlah orang Eropa pertama yang datang ke sini, karena sudah ada orang Eropa lain.

Ketika Cartier pertama kali memasuki teluk itu, dia berlayar melewati kapal-kapal nelayan Basque yang telah mengarungi perairan itu selama beberapa dekade. Selain itu, bukti arkeologi membuktikan bangsa Viking dari Eropa telah datang ke tanah yang sekarang disebut Kanada jauh lebih awal, dengan mendirikan pemukiman sementara di Newfoundland, kira-kira 1000 tahun yang lalu.

Meski ada orang lain yang mendahului, Cartier adalah orang Eropa pertama yang menggambar peta akurat dari area yang dia jelajahi. Ia melakukan perjalanan ke Sungai St Lawrence, ke pedalaman, hingga mencapai situs Kota Quebec dan Montreal saat ini.

Selain itu Cartier juga menjadi orang Eropa pertama yang menyebut daerah yang dia temui dengan nama Kanada. Kata ini diambil dari bahasa Huron-Iroquois "Kanata" yang berarti desa atau pemukiman. Kata ini pada awalnya hanya digunakan untuk menyebut daerah sekitar Desa Stadacona di Iroquoian.

"Seiring waktu, kata itu akan digunakan untuk mendefinisikan wilayah yang semakin besar, sehingga, hari ini, Kanada adalah nama negara terbesar kedua di dunia," kata David Mendel sejarawan, penulis seri laris buku panduan bergambar tentang Kota Quebec yang diterbitkan oleh Éditions Sylvain Harvey.

Sedangkan nama Quebec berasal dari kata pribumi Algonquin, yang berarti "tempat sungai menyempit". Dari tebing Quebec, meriam dapat ditembakkan ke seberang sungai. Hal ini memudahkan pencegahan kapal musuh menembus lebih jauh ke barat.

Tebing besar Quebec, yang mendominasi St Lawrence dari ketinggian lebih dari 100 meter, menjadikan situs tersebut sebagai benteng alami. Selama berabad-abad, Prancis, Inggris, dan kemudian Amerika semua berjuang untuk menguasai lokasi yang sangat strategis ini.

Setelah kehadiran Cartier, Prancis tidak kembali ke Kanada selama bertahun-tahun. Mereka memiliki masalah di Eropa, dengan perang dan kesulitan lainnya. Lalu pada 1608, penjelajah Prancis Samuel de Champlain mendirikan pos perdagangan di situs Quebec.

Pada awalnya, lokasi yang jarang penduduknya dikuasai oleh perusahaan perdagangan bulu swasta yang berbasis di Prancis. Namun, pada 1645, ketika pedagang berbasis lokal mengambil alih, pos perdagangan telah berkembang menjadi pemukiman kecil. Pada 1663, Raja Louis XIV memilih situs strategis Quebec untuk menjadi ibu kota Prancis Baru, sebuah provinsi kerajaan di bawah otoritas langsungnya.

Kota berbenteng dan pelabuhan pedalaman ini, ratusan kilometer dari Atlantik, akan berfungsi sebagai titik kontrol antara dunia Atlantik dan jaringan luas sungai dan danau yang dapat dilayari yang akan menjadi sumber kehidupan kekaisaran Prancis di Amerika utara.

Benteng dan pos perdagangan didirikan di sepanjang sungai utama dan kemudian anak sungai utama, menyediakan akses yang semakin dalam ke pedalaman.

Dari gambar Quebec yang dibuat pada 1688, hanya 80 tahun setelah dimulai sebagai pos perdagangan kecil, menunjukkan kota yang mengesankan itu sudah didominasi oleh lembaga-lembaga besar. Kota itu terbagi menjadi dua sektor utama yang masih penting hingga saat ini. Kota bagian bawah, tempat para pedagang berkumpul, dekat dengan satu-satunya jalur transportasi saat itu, Sungai St Lawrence dan saluran air lainnya. Kota bagian atas, dilindungi oleh tebing curam, adalah tempat kediaman gubernur, Chateau St Louis, berada hampir persis di tempat Château Frontenac yang terkenal saat ini berdiri.

Perjuangan untuk Benua

Pada tahun 1740-an, Prancis, yang kebijakannya mencari aliansi komersial dan militer dengan masyarakat adat, telah mampu mendirikan pos terdepan di padang rumput barat, sampai ke kaki Pegunungan Rocky. Sementara koloni Inggris masih terkurung di wilayah yang jauh lebih kecil di antara Samudera Atlantik dan Pegunungan Appalachian.

Dengan populasi yang jauh lebih besar daripada Prancis, Inggris ingin memperluas ke barat tetapi mereka tidak bisa karena telah diblokade oleh Prancis dan sekutu Pribumi mereka. Dengan demikian tidak dapat dihindari bahwa Prancis dan Inggris akan berkonflik satu sama lain, dalam perjuangan untuk menguasai benua ini.

Serangan besar dilancarkan oleh Inggris pada 1690, ketika armada kapal perang berlayar dari Boston untuk mengepung Quebec. Para penyerang dipukul mundur oleh Gubernur Frontenac dan pasukan Prancis di kota itu. Inggris mencoba lagi pada 1711 dengan armada yang lebih besar berangkat dari Boston, tetapi tidak pernah mencapai ibu kota Prancis.

Terperangkap dalam kabut tebal di St Lawrence, beberapa kapal Inggris menghantam terumbu karang dan tenggelam, dan lebih dari seribu orang tenggelam. Apa yang tersisa dari armada yang berkurang itu kemudian berbalik dan kembali ke Boston.hay/I-1

Baca Juga: