Wilayah Indonesia Timur memiliki potensi lahan dan pakan yang sangat mendukung pengembangan peternakan, terutama sapi, secara baik.

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) pembibitan hewan ternak nasional dapat dibangun di setiap pulau di Indonesia, termasuk wilayah Indonesia Timur, kususnya di Pulau Sulawesi dan Papua. Sebab, wilayah tersebut dinilai sangat potensial untuk pengembangan sapi.

"Jika UPT pembibitan dapat dibangun di wilayah tersebut, kami berharap penyediaan bibit sapi dapat berkelanjutan karena wilayah Indonesia Timur memiliki potensi lahan dan pakan yang sangat mendukung agar sapi dapat berkembang dengan baik," ungkap Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Narsullah di Jakarta akhir pekan lalu.

Disampaikan Nasrullah, saat ini sepuluh UPT Pembibitan di bawah Ditjen PKH baru terwakili di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. UPT Pembibitan adalah salah satu sarana untuk mencapai kemandirian penyediaan bibit nasional dalam rangka peningkatan populasi dan produksi daging nasional.

Nasrullah menambahkan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, terkait pembangunan kinerja Peternakan dan Kesehatan Hewan pada 2020-2024 yakni peningkatan produksi daging dan peningkatan ekspor.

Dia menjelaskan peningkatan produksi daging ditargetkan akan dipenuhi dari beberapa komoditas, seperti sapi potong, kerbau, kambing, domba, itik, ayam dan babi. Targetnya, pada 2022, mencapai 4,59 juta ton. Sedangkan peningkatan ekspor akan diarahkan untuk hewan hidup, produk pangan segar dan olahan, sarang burung walet (SBW), produk non pangan, obat hewan, benih dan bibit dengan target pada tahun 2022 bisa sebanyak 376 ribu ton.

Dia menambahkan, pembangunan Ditjen PKH ini akan mempertimbangkan defisit kebutuhan produksi daging sapi yang masih dipenuhi dari impor. Karenanya, selama 2020-2024, prioritas komoditas yang akan diintervensi secara khusus adalah komoditas sapi potong dan kerbau.

Optimalisasi Reproduksi

Untuk itu, dalam rangka mendorong peningkatan populasi dan produktifitas sapi dan kerbau, pemerintah telah menetapkan Program Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri) melalui Permentan No 17 Tahun 2020, yang salah satu kegiatan prioritasnya adalah optimalisasi reproduksi.

Optimalisasi reproduksi melalui inseminasi buatan secara massal dilaksanakan sejak 2017 di 34 provinsi dan telah berkontribusi positif terhadap peningkatan populasi dan produksi daging nasional.

Dari rata-rata intervensi 3,4 juta akseptor per tahun selama 2017-2021, telah dihasilkan kelahiran sebanyak 8,03 juta ekor, setara dengan 48, 24 triliun rupiah atau rata-rata kelahiran 1,6 juta ekor per tahun setara dengan 9, 64 triliun rupiah per tahun.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin meminta Ditjen PKH meningkatkan kinerja. Dia memastikan akan terus mendorong komitmen kinerja pembangunan peternakan, utamanya dalam kemandirian penyediaan bibit nasional, peningkatan populasi dan produksi daging nasional dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan protein hewani.

Dia menilai kerja sama yang baik dengan BPTP diperlukan untuk penyediaan bibit, selain ada beberapa aspek yang juga perlu ditingkatkan seperti peningkatan domba/ kambing, penguatan Infrastruktur UPT, dan penguatan serta penyediaan pakan ternak khusus untuk peternak. "Lalu berdikari harus mempunyai peran penting dalam penyediaan pangan andal ternak. Intinya tingkatkan kinerja PKH, lakukan upaya terobosan," tandas Sudin.

Baca Juga: