Pada tahun 2023, Brasil berhasil mencegah kerusakan hutan primer sebesar 36 persen, ketika di Kolombia laju deforestasi menurun sebesar 49 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2023, Brasil berhasil mencegah kerusakan hutan primer sebesar 36 persen, ketika di Kolombia laju deforestasi menurun sebesar 49 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kemajuan Kolombia dalam konservasi hutan dimungkinkan oleh kesepakatan damai di dalam negeri, di mana negosiasi dengan berbagai kelompok bersenjata secara eksplisit memprioritaskan konservasi hutan.

Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berjanji menghentikan deforestasi ilegal melalui penegakan hukum, pencabutan kebijakan yang merusak lingkungan dan pengakuan wilayah adat. Kebijakannya itu bertentangan dengan pendahulunya, Jair Bolsonaro, yang mendorong industrialisasi wilayah hutan demi pertumbuhan ekonomi.

"Negara-negara lain dapat mengurangi laju kehilangan hutan jika mereka mempunyai kemauan politik untuk melakukannya. Namun kita juga tahu bahwa kemajuan dapat dibatalkan jika arah politik berubah," kata Rod Taylor, Direktur Kehutanan Global WRI, dalam sebuah konferensi pers.

Untuk menjamin kelangsungan program reboisasi dan kehutanan, Taylor mengimbau, "perekonomian global agar meningkatkan nilai hutan alami dibandingkan dengan keuntungan jangka pendek yang didapat dari pembukaan hutan untuk misalnya pertanian, pertambangan atau infrastruktur."

Cara lain melindungi hutan adalah inisiatif global yang memberi nilai ekonomi pada hutan berdasarkan jumlah emisi karbon yang dapat disimpan. Ada juga upaya baru untuk membayar langsung penduduk dan pemilik tanah yang membantu melestarikan kawasan hutan.

Regulasi bisa membantu mengatasi deforestasi dengan fokus membenahi pelanggaran di sepanjang rantai suplai industri. Peraturan Deforestasi Uni Eropa yang baru, misalnya, akan mendorong perusahaan untuk memastikan impor sapi, kakao, kopi, minyak sawit, karet, kedelai dan kayu tidak berasal dari lahan yang baru saja digunduli.

Memberdayakan masyarakat asli dengan mengakui hutan adat juga mencegah deforestasi. Menurut Bank Dunia, sekitar 36 persen hutan alami yang tersisa di dunia berada di bawah naungan masyarakat adat, dan mereka terbukti mahir melestarikan keanekaragaman hayati.

Pemulihan hutan yang rusak adalah bagian integral dalam perjanjian Iklim Paris. Sebabnya kini, mulai banyak negara melakukan penanaman kembali.

"Mekanisme global yang berani dan inisiatif lokal yang unik diperlukan untuk mencapai pengurangan deforestasi yang berkelanjutan di seluruh negara tropis," kata pakar kehutanan Taylor. DW/I-1

Baca Juga: