Berita gembira, UNY menambah lima belas guru besar baru.

YOGYAKARTA - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengukuhkan gelar guru besar pada lima belas dosen yang dilaksanakan pada Sabtu (6/5) di Performance Hall Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY. Guru besar yang dikukuhkan kali ini berasal dari lima fakultas yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Fakultas Bahasa Seni dan Budaya, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan, Fakultas Teknik serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Menurut siaran persnya, dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi ada Prof. Dr. Haryanto, M.Pd., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknologi Pembelajaran, Prof. Dr. Nurtanio Agus Purwanto, M.Pd., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kepemimpinan Pendidikan, dan Prof. Dr. Budi Astuti, M.Si., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial.

Guru Besar dari Fakultas Bahasa Seni dan Budaya adalah Prof. Dr. Drs. Iswahyudi, M.Hum., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kajian Sejarah Kebudayaan, Prof. Dr. Nur Hidayanto Pancoro Setyo Putro, Ph.D., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris, dan Prof. Dr. Drs. I Wayan Suardana, M.Sn., Guru Besar dalam Bidang Pengkajian Seni Rupa Tradisional.

Guru Besar dari Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan ada Prof. Dr. Ahmad Nasrulloh, S.Or., M.Or., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Keolahragaan, Prof. Dr. Awan Hariono, S.Pd., M.Or., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Biomekanika Olahraga, Prof. Dr. Komarudin, S.Pd., M.A., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Permainan Sepakbola, Prof. Dr. Erwin Setyo Kriswanto, M.Kes, AIFO., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Kesehatan, Prof. dr. Novita Intan Arovah, M.P.H, Ph.D., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Olahraga Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Sugeng Purwanto, M.Pd., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Beladiri serta Prof. Dr. Yudik Prasetyo, M.Kes., AIFO., Guru Besar dalam Bidang Ilmu Perencanaan Latihan Olahraga Kesehatan.

Sedangkan dari Fakultas Teknik, Prof. Dr. Wagiran, S.Pd., M.Pd menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Pendidikan Teknik Mesin dan Prof. Dr. Tony Wijaya, SE., MM. menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen Pemasaran pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Menurut Rektor UNY Prof. Sumaryanto pengukuhan guru besar ini merupakan salah satu tradisi untuk mengapresiasi dan penghargaan bagi para dosen yang telah berjuang mendapatkan jabatan tertinggi sekaligus merupakan wadah akademis bagi para guru besar untuk mengemukakan ide, gagasan dan informasi terkini terkait bidang keilmuan yang ditekuni.

Haryanto dalam pidatonya memaparkan tentang 'Keseimbangan Berpikir Divergen-Konvergen Melalui Pendekatan Pembelajaran Konstruktivistik'. Menurutnya, pengembangan cara berpikir divergen dan konvergen secara seimbang dalam proses pembelajaran sangat penting untuk diwujudkan.

Keseimbangan berpikir divergen dan konvergen mampu mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan untuk menyelesaikan persoalan bangsa dari sisi kebermaknaan dan kebenaran substansial. "Berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking, tidak lain adalah perwujudan dari fungsi divergen dan konvergen dalam proses berpikir" kata Haryanto. Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kreatif kritis, mengkaji persoalan dari sisi kebermaknaan dan kebenaran substansi.

Iswahyudi yang menyampaikan tentang 'Peranan Pendidikan Seni Dalam Penguatan Budaya Nasional' mengatakan cara berpikir tradisional tentang pendidikan seni dan desain sudah tidak memadai lagi karena perkembangan seni telah mengalami perubahan yang sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi dan budaya.

"Pendidikan seni rupa dan desain yang masih dipengaruhi oleh konsep pendidikan seni rupa progresif yang mengutamakan ekspresi individu sudah tidak relevan lagi," ungkapnya.

Berbagai wacana dan teori budaya global seperti postmodernisme, postkolonialisme, feminisme, multikulturalisme, pluralisme, postindustrial, posthistory, postauratic, akhir sejarah seni rupa, dan lain sebagainya telah lama merembes ke ruang diskusi publik dan mempengaruhi para pekerja seni dan desain serta seniman dan pendidik desain.

Sedangkan Ahmad Nasrulloh dalam pidatonya berjudul 'Model Latihan Fun Fitness Untuk Meningkatkan Kekuatan Dan Daya Tahan Otot Pada Lansia' menjabarkan bahwa sangat penting bagi lansia untuk selalu melakukan latihan fisik demi menjaga dan meningkatkan kebugaran ototnya, sehingga lansia dapat memperoleh derajat kesehatan yang lebih baik.

Situasi saat ini, kebanyakan lansia cenderung hanya berdiam diri di dalam rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal tersebut berdampak pada penurunan tingkat kebugarannya. Selain itu, lansia juga akan mengalami perubahan secara fisiologis, seperti hilangnya unit motorik, perubahan jenis serat, atrofi serat otot, serta berkurangnya aktivasi neuromuscular.

Perubahan secara fisiologis tersebut dapat mempengaruhi kecepatan, kekuatan, dan daya tahan otot pada lansia saat melakukan gerak sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kinerja fisik. "Oleh karena itu, lansia tetap dianjurkan untuk dapat melakukan latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuannya" katanya.

Sementara itu Wagiran menjabarkan tentang 'Transformasi Visi Pendidikan Vokasional Dalam Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Secara Holistik Sebagai Proses Humanisasi' di mana pendidikan vokasional sebagai pendidikan keduniakerjaan dihadapkan pada perubahan struktur ketenagakerjaan yang amat cepat dan disruptif.

Cara pandang holistik menempatkan pendidikan vokasional sebagai pendidikan yang melayani tahap-tahap perkembangan vokasional, namun disisi yang lain juga tampil dengan karakteristiknya sebagai pendidikan yang mampu menyiapkan peserta didiknya memasuki dunia kerja sesuai dengan tuntutan perubahan.

"Pendidikan vokasional sebagai proses humanisasi menempatkan peserta didik sebagai manusia paripurna yang harus dikembangkan secara uituh seluruh dimensi kemanusiaannya," ungkapnya.

Hal ini semakin mendapatkan konteks yang tepat seiring dengan kebutuhan sumberdaya manusia masa depan yang tidak hanya menuntut kemampuan dalam penguasaan bidang keahlian, namun juga harus menguasai kemampuan yang yang bersifat pengembangan diri, kepribadian, moral, dan etika.

Pidato Tony Wijaya berjudul 'Orientasi Pemasaran Hijau Dalam Mewujudkan Bisnis Yang Berkelanjutan' menyoroti orientasi pemasaran hijau yang merupakan pendekatan sekaligus solusi bisnis yang mampu memenuhi tuntutan perubahan lingkungan bisnis secara berkelanjutan dengan tetap menjaga eksistensi produsen, konsumen dan alam.

Pemasaran hijau memiliki peranan penting sebagai jawaban atas upaya menjaga keberlanjutan dari siklus hidup bisnis secara seimbang sekaligus mengatasi permasalahan-permasalahan global yang ditimbulkan dari proses produksi-konsumsi. Integrasi konsep hijau dalam aktivitas bisnis dapat membantu perusahaan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya, serta meningkatkan keberlanjutan bisnis jangka panjang.

"Dengan mengadopsi orientasi pemasaran hijau, entitas bisnis dapat mengurangi biaya operasional jangka panjang dan meningkatkan efisiensi bisnis, citra organisasi serta dapat menciptakan nilai jangka panjang yang bermanfaat baik bagi produsen, konsumen maupun lingkungan," tutup Tony Wijaya.

Baca Juga: