KRASNOHORIVKA - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani Dana Darurat Anak Internasional (UNICEF), meminta semua pihak untuk menghormati kewajiban internasional dalam melindungi anak-anak dari bahaya. Saat ini, setengah juta anak di Ukraina timur menderita dengan cuaca musim dingin yang tengah berlangsung.

Masha, 9 tahun, adalah satu dari jutaan anak di Ukraina yang membutuhkan perdamaian saat ini.

"Nama saya Masha, umur 9 tahun. Saya tinggal di Krasnohorivka," ujarnya dalam video di saluran YouTube, baru-baru ini. "Saya baik-baik saja. Kami punya makanan, air untuk minum, gula, dan kebutuhan lainnya," tuturnya.

Ia tampak mengumpulkan ranting kering yang akan digunakan menyalakan api unggun untuk menghadapi hawa dingin.

"Kami hanya kekuarangan kayu bakar," ujarnya.

Menurut UNICEF, para keluarga di zona konflik membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan.

"Kami mengumpulkan kayu bakar, menaruhnya di kompor dan membakarnya. Kami menyalakan api jam sepuluh pagi dan satu jam kemudian sudah mati," kata Natalia, Ibu dari Masha.

"Rumah kami mengalami empat serangan langsung. Kami takut di sini. Seorang tetangga terluka oleh pecahan peluru. Lalu, dia di bawa ke rumah sakit," kata Ibu Masha.

"Karena itu, kami hidup dalam ketakutan, terutama karena anak-anak kami. Kami tidak tahu harus ke mana, tidak ada yang menunggu kami.

Oleh karena itu, mereka (UNICEF) tetap melanjutkan suplai kebutuhan dan bantuan untuk seluruh anak.

"Saat aku dewasa nanti, aku ingin memiliki pekerjaan yang baik agar bisa membantu orang miskin yang butuh bantuan," tukas Masha.

Pelanggaran HAM

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Senin (28/2), di Jenewa, mengatakan bahwa eskalasi operasi militer Russia di Ukraina mengarah pada meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) sehingga pihaknya tetap memantau pelanggaran-pelanggaran itu dengan tim di lapangan.

"Peningkatan operasi militer oleh Federasi Russia di Ukraina mengarah pada peningkatan pelanggaran hak asasi manusia," kata Guterres dalam pidato yang direkam pada pembukaan Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa.

"Kita harus menunjukkan kepada semua orang di Ukraina bahwa kita mendukung mereka di saat dibutuhkan," katanya.

Dalam pidato yang sama, Guterres mengatakan bahwa sebuah laporan yang akan diterbitkan, pada Senin, oleh panel PBB tentang adaptasi terhadap perubahan iklim mewakili "lonceng kematian lain untuk dunia yang kita kenal", dan mendesak kepatuhan terhadap kesepakatan Paris 2015.

Sebelumnya, Russia menggunakan hak vetonya terhadap draf resolusi DK PBB tentang kecaman invasi Russia ke Ukraina.

Rancangan resolusi DK PBB itu menuntut Russia segera menghentikan penggunaan kekuatannya terhadap Ukraina dan segera, sepenuhnya, dan tanpa syarat menarik pasukan militer dari perbatasan wilayah Ukraina yang diakui internasional.

Baca Juga: