Untuk merealisasikannya, Dubes UE menawarkan kerja sama universitas di Indonesia dengan universitas di Eropa yang memiliki lebih banyak program penelitian.

JAKARTA - Duta Besar Delegasi Uni Eropa (EU) Denis Chaibi mendorong pendidikan tinggi di Indonesia untuk lebih terhubung dengan penelitian dan pekerjaan.

"Jika kita ingin mendukung Visi Indonesia 2045, kita perlu memiliki sistem pendidikan tinggi yang lebih terhubung dengan penelitian dan pekerjaan," kata Chaibi di sela-sela Pameran Perguruan Tinggi Eropa (European Higher Education Fair/EHEF) 2024 di Jakarta, Sabtu (2/11).

Untuk merealisasikan hal itu, Chaibi menawarkan kerja sama universitas di Indonesia dengan universitas di Eropa, yang memiliki lebih banyak program penelitian.

"Jadi, ini sangat penting bagi pertumbuhan Indonesia," katanya.

Chaibi berpendapat bahwa jika Indonesia menginginkan pertumbuhan sebesar 8 persen dan menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045, Indonesia perlu memberikan lebih banyak akses kepada kaum perempuan di dunia kerja.

"Dalam hal gender, di Eropa, kami mempromosikan ini, dan ada lebih banyak perempuan yang mendapatkan beasiswa dibandingkan pria. Jadi, ini juga hal penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia," katanya.

Untuk itu, dia mendorong kaum perempuan untuk belajar dan memperoleh pendidikan terbaik di Eropa sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan untuk mendorong pertumbuhan di Indonesia.

"Sehingga seluruh masyarakat, tidak hanya 50 persen... bisa naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi," katanya.

Pameran EHEF tahun ini, yang digelar di Jakarta pada 2-3 November, adalah edisi ke-16 yang menghadirkan beragam peluang pendidikan tinggi di seluruh Eropa.

Sebelumnya, pameran itu diselenggarakan di Yogyakarta pada 30 Oktober, yang dikunjungi sekitar 2.400 orang.

Pameran tahunan itu, yang digelar oleh Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam sejak 2008, diikuti oleh perguruan tinggi Eropa, perwakilan negara anggota Uni Eropa, dan delegasi Uni Eropa.

Setiap tahun, pameran itu diikuti oleh sekitar 100 institusi Eropa dan menarik 15.000 hingga 20.000 pengunjung.

Baca Juga: