BRUSSELS - Cabang eksekutif Uni Eropa, Rabu (21/4) mengumumkan proposal untuk mengatur kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), melarang penggunaannya dalam praktik seperti pengawasan dan pemindaian wajah yang mengancam hak-hak pribadi seseorang.

Pada jumpa pers di Brussels, Belgia, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa dan Komisaris Teknologi Margrethe Vestager mencatat manfaat AI di bidang medis, pertanian, dan teknik.

"Menurut saya, contoh-contoh itu mengilustrasikan dengan sangat baik apa yang Uni Eropa inginkan dari AI, yakni sebuah kekuatan melangkah maju," kata Vestager.

Regulasi yang diusulkan itu menanggapi risiko pada aspek sosial dan manusia berkaitan dengan penggunaan khusus AI, seperti pengawasan massal dan identifikasi biometrik di tempat-tempat umum.

Draft regulasi Uni Eropa itu mencakup aturan penggunaan lain dari kecerdasan buatan itu di dalam beberapa kategori berisiko seperti memilih kandidat murid sekolah, calon untuk lapangan pekerjaan, atau pemohon pinjaman, sementara melarangnya total AI dalam kasus-kasus seperti pemberian "skor sosial" atau sistem yang digunakan untuk memanipulasi perilaku manusia.

Proposal itu merupakan langkah terbaru blok kawasan tersebut untuk mempertahankan citranya sebagai panutan dalam hal penetapan standar dunia di bidang regulasi teknologi, sehingga menjadikan Uni Eropa memimpin di depan dua negara adidaya teknologi dunia, AS dan Tiongkok.

Kepada wartawan, komisaris Uni Eropa untuk Pasar Internal, Thierry Breton menyampaikan Eropa akan menjadi benua pertama yang menyediakan panduan untuk penggunaan AI.

Komisi masih terus menyusun rincian proposal itu dan sekaligus bagaimana perangkat regulasi itu akan dibahas dengan Parlemen Eropa dan pemerintah negara-negara anggota blok kawasan sebelum aturan tersebut diberlakukan. VoA/I-1

Baca Juga: