DUBAI - Uni Emirat Arab (UEA) akan meluncurkan pesawat tak berawak ke Mars yang diberi nama "Hope". Pesawat itu akan lepas landas dari Pusat Antariksa Tanegashima, Jepang, Rabu (15/7) pukul 5.51 pagi waktu setempat. Apabila cuaca buruk, peluncuran akan mundur maksimal sampai 13 Agustus. Tujuan dari misi "Hope" ini adalah membangun permukiman manusia di Mars dalam 100 tahun ke depan.

Wakil manajer proyek misi UEA, Sarah Al Amiri, mengaku sangat gembira dengan rencana peluncuran ini. "Dalam hati, saya menantikan 24 jam pertama setelah pemisahan, dan di situlah kami melihat hasil pekerjaan kami," kata Amiri yang juga menjabat Menteri Ilmu Pengetahuan Tingkat Lanjut UEA.

"Itu adalah kali pertama kami mendapatkan sinyal, saat kita tahu setiap bagian pesawat luar angkasa berfungsi, ketika panel surya dikerahkan, ketika kita mencapai lintasan menuju Mars," tambahnya.

Tetapi, Keiji Suzuki dari Mitsubishi Heavy Indsutries yang meluncurkan misi "Hope" ke luar angkasa mengatakan dengan perkiraan adanya badai, diragukan peluncuran ini akan berjalan sesuai jadwal.

"Namun, perkiraan sekarang bukan tentang badai petir besar sepanjang perjalanan, jadi penilaian kami saat ini ada peluang untuk peluncuran," kata Keiji.

UEA, yang terkenal dengan gedung-gedung pencakar langit dan pulau-pulau berhias pohon palem, dalam beberapa tahun terakhir terus berusaha menjangkau luar angkasa. Tujuan dari misi-misi Mars biasanya untuk meneliti cuaca di atmosfer Planet Merah, dan membuka jalan bagi terobosan ilmiah.

Namun, yang dilakukan UEA berbeda. Mereka berencana membangun permukiman manusia di Mars dalam 100 tahun ke depan. UEA ingin proyek tersebut jadi sumber inspirasi bagi para pemuda Arab. Sebab, wilayah Timur Tengah sangat sering dilanda konflik dan krisis ekonomi.

Dubai telah menyewa arsitek untuk merancang seperti apa kota di Mars, dan menciptakannya di gurun pasir UEA sebagai "Kota Sains". Proyek ini memakan biaya sekitar 500 juta dirham (1,9 triliun rupiah). Kemudian pada September tahun lalu, Hazza Al Mansouri menjadi orang UEA pertama di luar angkasa. Ia termasuk bagian dari tiga awak yang meluncur dengan roket Soyuz dari Kazakhstan. Setelah delapan hari di luar angkasa, dia pulang, dan dinobatkan jadi orang Arab pertama yang mengunjungi International Space Station.

Proyek UEA ini merupakan salah satu dari tiga misi ke Mars. UEA bersaing bareng Tiongkok dengan Tianwen-1 dan Amerika Serikat (AS) dengan Mars 2020-nya. UEA diuntungkan dengan peluncuran ini karena jarak bumi ke Mars kini sedang dalam jarak terdekat yakni 55 juta kilometer. n AFP/P-4

Baca Juga: