JAKARTA - Perempuan adalah pelaku yang sangat penting bagi bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) yang menunjukkan mayoritas pelakunya adalah perempuan.

Di tingkat usaha mikro sebesar 52 persen dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan. Untuk tingkat usaha kecil, 56 persen dari 193 ribu usaha kecil pemiliknya perempuan. Sementara, untuk usaha menengah, 34 persen dari 44,7 ribu pelaku usahanya adalah perempuan.

Di Tokopedia jumlah penjual dari pelaku UMKM perempuan peningkatan meningkat 2,5 kali lipat pada 2021 dibandingkan 2020. "Kami melihat beberapa kota di Indonesia mengalami peningkatan paling tinggi dalam hal jumlah perempuan pegiat usaha lokal selama 2021. Ada Pekanbaru, Palembang, Pekalongan, Denpasar dan Balikpapan," ujar Head of Product (Campaign) Tokopedia, Helena, dalam konferensi pers virtual menyambut Hari Perempuan Sedunia 8 Maret, Selasa (8/3).

Untuk mendorong perempuan aktif berjualan di platformnya, Tokopedia mengadakan beberapa inisiatif, mulai dari Tokopedia Beauty Awards 2021, Women in Style serta inisiatif Hyperlocal dan turunannya seperti Tokopedia Nyam!, Festival Fashion Lokal Jawa Barat dan masih banyak lagi.

Contoh pelaku UMKM perempuan yang berjualan di Tokopedia adalah Mega Puspita melalui toko bernama Studio Dapur, yang kini beromzet puluhan juta. Ia menjual peralatan dapur dari bambu dengan memberdayakan pengrajin anyaman bambu dengan berbagai latar belakang di desa Padakembang, Singaparna, Jawa Barat.

"Para perajin ini memproduksi produk anyaman bambu ramah lingkungan, seperti tudung saji, baki, alas gelas dan piring, keranjang dan lain-lain. Kami juga rutin mengedukasi para pengrajin bambu dan warga setempat terkait pembuatan kerajinan bambu berkualitas agar bisa dijadikan mata pencaharian warga sekaligus menjaga kelestarian desa," jelas Mega.

Nama toko Noesa merupakan contoh UMKM lainnya yang juga digawangi oleh perempuan dan memberdayakan perajin lokal. Annisa Hendrato dan Cendy Mirnaz menggandeng komunitas perempuan penenun dan penjahit di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menghasilkan produk tenun ikat Flores dalam bentuk dompet, gelang, tali kamera dan masih banyak lagi.

"Selama pandemi, Tokopedia menyumbang lebih dari 60 persen terhadap penjualan keseluruhan Noesa. Ini turut menjaga produktivitas perempuan pengrajin di NTT. Produk kami pun jadi bisa diakses oleh masyarakat dari Sabang hingga Merauke," kata Annisa.

Helena memaparkan, Tokopedia juga terus mengasah keterampilan digital perempuan, misalnya lewat Tokopedia Bersama (Beraksi untuk Sesama) yang mengusung pemberdayaan perempuan sebagai salah satu pilarnya dan Tokopedia Academy.

Sementara itu, Tokopedia Bersama menghadirkan program Tokopedia Migrant-Care yang membantu perempuan purna migran menciptakan peluang bisnis online. Ada juga program Edukasi dan Mentoring E-commerce bersama Asosiasi Perempuan Pengusaha Usaha Kecil (ASPPUK) untuk menyediakan pelatihan bagi perempuan pegiat UMKM.

Di sisi lain, Tokopedia Academy konsisten mendorong kemajuan talenta digital perempuan, salah satunya melalui konferensi teknologi tahunan Star Women in Tech. Konferensi ini melibatkan banyak perempuan ahli teknologi sebagai pembicara.

Baca Juga: