JAKARTA - Langkah pemerintah menurunkan angka prevelansi stunting menjadi 14 persen pada 2024 ternyata ikut mendorong Graha Fish Pratama, UMKM binaan Pertamina Hulu Rokan (PHR) untuk menghasilkan produk olahan ikan yang bisa mengatasi masalah stunting ini.

"Kami memiliki abon hasil olahan ikan patin. Ini untuk mengatasi stunting dan juga sudah menembus pasar ekspor sampai Malaysia," ungkap H Suhaimi, Owner UMKM Graha Pratama Fish ketika ditemui disela sela acara Forum Kapasitas Nasional III 2023, di Jakarta, Jumat (24/11).

Dia menjelaskan Graha Fish Pratama merupakan UMKM yang berlokasi di Desa Koto Masjid yang dikenal sebagai Desa Wisata Kampung Patin, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kampar. Kampung patin sudah mendapatkan anugerah desa wisata.

Sentra Pengolahan dan Budi Daya Ikan Patin binaan PHR dengan mitra pelaksana Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau ini menghasilkan anekaragam produk turunan yang mampu mendongkrak perekonomian masyarakat seperti ikan salai, bakso ikan, nuget, kripik kulit ikan, empek-empek hingga abon patin yang sudah menembus pasar internasional.

Kata H Suhaimi, ada 22 produk olahan ikan patin yang dihasilkan oleh UMKM tersebut. Produk produk itu selain merambah pasar ekspor tentu juga diijual di dalam negeri. Daerah yang menjadi pasarnya seperti Riau, Batam hingga Aceh, serta sejumlah daerah lainnya di Sumatera.

"Dari produk produk olahan ini tahun ini kami meraup omset sekitar 450 juta rupiah dan harapannya terus meningkat setiap tahun,"ujarnya.

Ikan patin yang menjadi bahan bakunya merupakan hasil budidaya masyarakat setempat, baik pembenihannya hingga pakannya dibuat sendiri, yang selanjutnya dibikin menjadi olahan ikan. Sekitar 90 persen dari hasil budidaya patin diolah menjadi produk UMKM.

Adapun karyawan UMKM sendiri berjumlah 16 orang. Sementara semua masyarakat di kampung patin mengembangkan budidaya patin. Jadi UMKM Graha Fish Pratama ini menyerap bahan baku ikan patin dari warga sekitar. Jadi multiplayer effectnya besar sekali untuk masyarakat sini,"ucap H. Suhaimi

Dr. Eni Sumiarsih, Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (Stp Riau) yang merupakan mitra pelaksana desa wisata Riau dengan PHR mengatakan bahan baku semua 22 produk olahan Graha Fish Pratama ini bersumber dari ikan patin dan sangat menjaga isu lingkungan.

"Jadi, zero waste banget sampai kulit ikan patin pun dijadikan kripik dan hasilnya sangat luar biasa,"ucap Eni ketika ditemui di booth Graha Fish Pratama.

Kata dia, di saat sekarang ketika dunia menggencarkan isu ramah lingkungan, produk produk yang zero waste ini sangat diminati pasar.

Baca Juga: