UMKM tetap menjadi sandaran utama ekonomi nasional di tengah kondisi ketidakpastian global, salah satunya dapat menyerap tenaga kerja.

SURABAYA - Dalam pidato kenegaraan pada HUT ke-77 Republik Indonesia di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan saat ini tantangan yang dihadapi dunia sangat berat dan sulit. Menurut Presiden, pascapandemi Covid-19 yang belum usai seutuhnya, semua negara di seluruh dunia sedang menghadapi ujian sama, yakni krisis ekonomi akibat dampak perang di Ukraina.

"Kita tahu, 107 negara terdampak krisis, dan sebagian di antaranya diperkirakan akan jatuh bangkrut. Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem, dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan," ungkapnya.

Dalam menghadapi tantangan itu, lanjut Jokowi, Indonesia memiliki sejumlah modal yang bisa menjadi kekuatan untuk membangun Indonesia. Kekuatan tersebut adalah antara lain semangat bergotong royong, sumber daya alam yang melimpah, bonus demografi, serta kepercayaan masyarakat dan dunia internasional.

"Kepercayaan besar dari masyarakat internasional ini juga bisa dirasakan di dalam negeri. Reformasi struktural untuk daya saing dan iklim berusaha terus kita lakukan. Ekosistem investasi dan pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) terus kita perbaiki. Hilirisasi dan manufaktur di dalam negeri terus tumbuh pesat," tutur Jokowi.

Terkait ekosistem investasi dan pertumbuhan UMKM, pakar ekonomi publik dari Universitas Airlangga, Surabaya, Ni Made Sukartini, mengatakan sumber daya manusia (SDM) produktif sekarang diuntungkan dengan perkembangan teknologi. Hal-hal yang tidak mungkin ditembus oleh ruang dan waktu telah dikalahkan dengan tuntas oleh Information Communication Technology (ICT).

Banyak profesi baru yang belum terpikirkan pada masa sebelumnya menjadi pekerjaan produktif saat ini. Menurutnya, jiwa wiraswasta dan wirausaha termasuk startup dengan cepat menjadi ciri khas generasi milenial saat ini.

"Jadi, bisa dikatakan pertumbuhan ekonomi kita sangat didukung oleh kemunculan berbagai startup (perusahaan rintisan) yang ada," tambahnya.

Made optimistis UMKM tetap menjadi sandaran utama ekonomi nasional. Selain dapat menyerap tenaga kerja, lanjutnya, UMKM berkembang dengan sangat beragam mulai dari yang memiliki keterampilan sangat dasar hingga berpendidikan tinggi.

Dia menjelaskan UMKM juga sebagai jembatan hubungan sektor formal dan informal. Kedua sektor ini dapat tumbuh seiring dengan melibatkan peran utama dari UMKM.

Mengubah "Mindset"

Secara terpisah, Dosen Vokasi Universitas Airlangga, Rahmat Yuliawan, menuturkan pandemi Covid-19 menyebabkan ekonomi global melemah. Para pelaku usaha menjadi salah satu komponen yang terkena imbasnya.

Agar bisa bertahan dan sukses, lanjutnya, para pelaku UMKM harus memiliki pola pikir atau mindset yang tepat untuk menghadapi tantangan yang ada. "Mindset kita harus percaya bahwa usaha yang dijalankan akan mendatangkan keuntungan. Percaya diri itu penting. Jangan pernah berpikir pandemi itu merugikan. Cari pembeda dalam bisnis Anda. Pembeda merupakan ciri khas yang kuat agar bisnis Anda tidak tergilas oleh bisnis serupa," katanya.

Rahmat juga memberikan saran agar pelaku usaha membuka diri dari masukan karyawan, terutama mahasiswa yang bekerja di bisnis tersebut.

Baca Juga: