Sejumlah ulama dan kiai dari berbagai pondok pesantren di wilayah Kabupaten Subang dan Indramayu mengikuti Halaqoh Kebangsaan Jaringan Ahlussunnah Wal Jamaah di Ponpes Al Amin Al Islami Indramayu, Rabu (18/10).
INDRAMAYU - Sejumlah ulama dan kiai dari berbagai pondok pesantren di wilayah Kabupaten Subang dan Indramayu mengikuti Halaqoh Kebangsaan Jaringan Ahlussunnah Wal Jamaah di Ponpes Al Amin Al Islami Indramayu, Rabu (18/10).
Para peserta yang hadir sepakat mendukung pasangan Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden Mahfud MD karena diyakini dapat memberantas radikalisme dan intoleransi di Indonesia.
"Saya sangat optimistis sekali dengan adanya Pak Ganjar itu tidak disangsikan terhadap penanganan radikalisme dan intoleransi. Artinya, kelompok-kelompok yang selama ini mengampanyekan intoleransi itu akan terbantahkan oleh Pak Ganjar dan Pak Mahfud MD," kata seorang peserta, Kiai Maman Mubarak.
Menurut kiai asal Kabupaten Subang itu, paham radikalisme selama ini menjadi ancaman serius bagi persatuan dan kesatuan bangsa negara Indonesia sehingga perlu diberantas oleh pemerintah.
Begitu pula dengan sikap intoleransi yang dilakukan beberapa kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain yang dinilai berbeda dengan kelompoknya. Sikap itu dinilai mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat.
"Insyaallah saya kira wilayah Indonesia, NKRI akan menutup (mencegah radikalisme dan intoleransi) di bawah naungan Pak Ganjar dan Pak Mahfud MD," ujar Kiai Maman menegaskan.
Selama ini, dia mengakui program menangkal radikalisme dan intoleransi sebenarnya sudah dilakukan di lingkungan pondok pesantren kepada para santri dan masyarakat setempat.
Sehingga, para santri di pondok pesantren diyakini memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi untuk mencintai bangsa dan negaranya sekaligus siap berkontribusi dalam pembangunan.
"Pondok pesantren yang selama ini menangkal radikalisme dan intoleransi itu sudah kita lakukan sejak dulu. Karena, di pesantren para santri diajari tentang hubbul wathon minal iman, cinta tanah air sebagian dari pada iman," katanya.
Selain ilmu keagamaan, Maman mengakui para santri juga ditanamkan tentang Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang menjadi satu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Artinya apa, pesantren ditanami terus tentang Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertahankan. Itu ditanamkan kepada para santri," ujarnya menegaskan. (*)