Ukraina mengutuk rencana Putin menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia dan mendesak digelarnya pertemuan darurat DK PBB.
KIEV - Pemerintah Ukraina pada Minggu (26/3) mendesak digelarnya pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan rencana menempatkan senjata atom taktis di Belarusia.
Seorang pejabat Ukraina mengatakan, Rusia "menjadikan Belarusia sebagai sandera nuklir."
The Associated Press melaporkan, ketegangan Rusia-Ukraina semakin meningkat. Sebuah ledakan terjadi jauh di dalam Rusia melukai tiga orang pada hari Minggu.Pihak berwenang Rusia menyalahkan pesawat tak berawak Ukraina atas ledakan yang merusak bangunan tempat tinggal di sebuah kota yang hanya berjarak 175 km dari Moskow.
Rusia mengatakan rencana untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia dilakukan sebagai tanggapan atas dukungan militer Barat yang meningkat untuk Ukraina. Putin mengumumkan rencana itu dalam sebuah wawancara TV yang disiarkan Sabtu (25/3). Dia mengatakan hal itu dipicu oleh keputusan Inggris memberi Ukraina peluru penembus baja yang mengandung depleted uranium.
Putin berpendapat, dengan mengerahkan senjata nuklir taktisnya di Belarusia, Rusia mengikuti jejak Amerika Serikat.Dia mencatat, Washington memiliki senjata nuklir di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki.
"Kami melakukan apa yang telah mereka lakukan selama beberapa dekade, menempatkan senjata nuklir di negara sekutu tertentu, menyiapkan platform peluncuran dan melatih awak mereka," katanya.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengutuk langkah itu dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu dan mendesak sebuah pertemuan darurat DK PBB.
"Ukraina mengharapkan tindakan efektif untuk melawan pemerasan nuklir Kremlin oleh Inggris, Tiongkok, AS, dan Prancis," bunyi pernyataan itu. Negara-negara ini "punya tanggung jawab khusus" terkait agresi nuklir.
"Dunia harus bersatu melawan seseorang yang membahayakan masa depan peradaban manusia," menurut pernyataan itu.
Ukraina belum mengomentari ledakan pada hari Minggu di Rusia.Ledakan itu menimbulkan kawah dengan diameter 15 meter dan kedalaman 5 meter, menurut laporan media.
Kantor berita Rusia Tass melaporkan, pihak berwenang mengidentifikasi drone itu sebagai Tu-141 milik Ukraina.Drone era Soviet diperkenalkan kembali di Ukraina pada 2014, dan memiliki jangkauan sekitar 1.000 km.
Ledakan itu terjadi di kota Kireyevsk di wilayah Tula, sekitar 300 km dari perbatasan dengan Ukraina.Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan drone itu jatuh setelah sistem jamming elektronik menonaktifkan navigasinya.
Serangan pesawat tak berawak serupa sering terjadi selama perang, meskipun Ukraina hampir tidak pernah mengaku bertanggung jawab.Pada Senin, Rusia mengatakan drone Ukraina menyerang fasilitas sipil di kota Dzhankoi di Krimea yang dianeksasi Rusia.Militer Ukraina mengatakan beberapa rudal jelajah Rusia hancur, tetapi tidak secara khusus mengklaim bertanggung jawab.
Pada Sabtu, Putin berpendapat, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah lama meminta untuk memiliki senjata nuklir lagi di negaranya untuk melawan NATO. Belarusia berbagi perbatasan dengan tiga anggota NATO, Latvia, Lituania, dan Polandia. Rusia menggunakan wilayah Belarusia sebagai tempat persiapan untuk mengirim pasukan ke negara tetangga Ukraina pada 24 Februari 2022.
Baik dukungan Lukashenko terhadap perang maupun rencana Putin menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus dikecam oleh pihak oposisi Belarusia.
Oleksiy Danilov, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mencuit pada hari Minggu, pengumuman Putin adalah "langkah menuju destabilisasi internal" Belarusia yang memaksimalkan "tingkat persepsi negatif dan penolakan publik" Rusia dan Putin dalam masyarakat Belarusia. Danilov mengatakan, "Kremlin menjadikan Belarusia sebagai sandera nuklir."
Senjata nuklir taktis dimaksudkan untuk digunakan di medan perang dan memiliki jangkauan pendek dan hasil yang rendah dibandingkan dengan hulu ledak nuklir yang jauh lebih kuat yang dipasang pada rudal jarak jauh.Rusia berencana mempertahankan kendali atas senjata yang dikirimnya ke Belarus. Pembangunan fasilitas penyimpanannya akan selesai pada 1 Juli, kata Putin.
Rusia telah menyimpan senjata nuklir taktisnya di depot khusus di wilayahnya. Memindahkan sebagian gudang senjata ke fasilitas penyimpanan di Belarusia akan meningkatkan taruhan dalam konflik Ukraina dengan menempatkannya lebih dekat ke pesawat dan rudal Rusia yang sudah ditempatkan di sana.
AS mengatakan akan "memantau implikasi" dari pengumuman Putin.Sejauh ini, Washington belum melihat "indikasi Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson.
Di Jerman, kementerian luar negeri menyebut rencana Putin sebagai "upaya intimidasi nuklir lebih lanjut," lapor kantor berita Jerman, Sabtu malam.Kementerian mengatakan "perbandingan yang ditarik oleh Presiden Putin soal partisipasi nuklir NATO menyesatkan dan tidak dapat digunakan untuk membenarkan langkah yang diumumkan Rusia."