Ukraina menyatakan siap berunding dengan Rusia di Mariupol. Hal tersebut mencuat seiring gempuran pasukan Rusia yang berdampak terhadap warga sipil di kota itu.

tim negosator Ukraina menawarkan kepada Rusia untuk melakukan perundingan khusus tanpa syarat di Mariupol pada pada Rabu (20/4). Ini bertujuan untuk bisa mengevakuasi pasukan dan warga sipil dari kota pelabuhan yang terkepung itu.

Ajuda Presiden Volodymyr Zelensky sekaligus negosiator utama Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan perundingan tersebut bisa dilangsungkan.

"Untuk menyelamatkan orang-orang kami, (batalyon kanan-jauh) Azov, militer, warga sipil, anak-anak, orang-orang yang masih hidup dan yang mengalami luka-luka," katanya seperti diberitakan Reuters, dikutip dari Antara, Kamis (21/4).

Seorang komandan marinir Ukraina, Serhiy Volny menungkapkan para pejuang di Mariupol mungkin tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Sedangkan, Zelensky mengatakan, sekitar 1.000 warga sipil juga berlindung di pabrik baja.

Ukraina pada Rabu menuduh pasukan Rusia tidak menjalankan perjanjian gencatan senjata di daerah setempat dalam waktu yang cukup untuk memberi kesempatan bagi perempuan, anak-anak, dan warga lanjut usia dalam jumlah besar untuk meninggalkan Mariupol. Kota itu sebagian besar sudah luluh lantak karena serangan pasukan Rusia.

Para petempur Ukraina yang masih berada di kota tersebut tidak mengindahkan ultimatum dari Rusia agar menyerah. Mereka pada Rabu menyatakan tidak akan berubah sikap.

Seorang anggota senior Batalyon Azov, yang sekarang menggabungkan diri dengan angkatan bersenjata Ukraina serta memimpin gerakan pertahanan di Mariupol, menyatakan menolak tuntutan Rusia untuk meletakkan senjata. Mereka justru menginginkan perjanjian yang memungkinkan para warga sipil pergi dari kota itu.

Gempuran Rusia yang terus menerus serta gencatan senjata yang tidak dijalankan, kata batalyon itu, telah membuat evakuasi mustahil dilaksanakan.

"Karena itu saya meminta agar jaminan-jaminan ini ditegakkan. Hanya dengan bantuan pihak ketigalah para warga sipil bisa meninggalkan daerah ini," kata wakil komandan Azov Svyatoslav Palamar, melalui rekaman video.

Palamar menjelaskan, Azov sudah meminta Podolyak dan Arakhamia perunding lainnya dari Ukraina untuk datang ke Mariupol guna menjalankan perundingan dengan para negosiator utama Rusia.

Baca Juga: