Ukraina telah meningkatkan semangat berjuangnya dengan persenjataan terbarunya, yaitu drone laut tak berawak yang dipenuhi dengan bahan peledak.
Jika melihat balik ke Perang Dunia II, kapal tanpa awak ini sebenarnya sudah digunakan oleh Amerika Serikat (AS) dalam perang. AS menggunakan dronenya ini untuk latihan penembakan dan pengujian senjata.
Meskipun drone yang digunakan AS pada Perang Dunia II merupakan drone udara, ide dasar dari kapal tak berawak sudah ada dan terus berkembang setelah perang.
Bagi Ukraina, drone laut yang mereka gunakan ini dianggap telah membuka babak baru dalam sejarah. Mereka (Ukraina) mengaku sebagai negara pertama yang membentuk unit khusus untuk merancang dan merakit drone ini.
Konflik Rusia - Ukraina yang sudah berlangsung sejak tahun 2022 ini telah menghasilkan lapangan penelitian baru bagi teknologi persenjataan dunia, terutama drone laut, yang menjadi peralatan perang yang penting dalam abad ke-21.
Sebelumnya, kapal tak berawak atau drone laut digunakan untuk berbagai kebutuhan di luar perang, seperti penelitian ilmiah, operasi pencarian, pengawasan dan patroli pantai, dan sebagainya.
Berdasarkan ide dasar tersebut, Ukraina menambahkan drone ini dengan bahan peledak, sehingga dapat menjadi drone bunuh diri yang efektif.
Drone yang ramping ini dapat melaju cepat di permukaan air dan memiliki radar yang rendah sehingga sulit terdeteksi oleh lawan. Drone-drone ini juga dilengkapi oleh kamera dan GPS.
Seperti Drone laut Magura V5 yang digunakan Ukraina di Laut Hitam. Melansir dari Associated Press (12/6), Magura V5 memiliki bobot 1000 kilogram dengan panjang 5,5 meter. Magura V5 juga dapat membawa beban sampai 200 kilogram, memiliki daya tahan baterai selama 60 jam, dan dapat menjangkau permukaan air sejauh 800 kilometer.
Adapun model drone lain yang lebih besar dari Magura V5, yaitu Sea Baby.
Menurut Dinas Keamanan Negara Ukraina, Sea Baby mampu membawa bahan peledak seberat 850 kilogram, mencapai kecepatan tertinggi 90 kph, dan dapat menempuh jakar 1000 kilometer.
Ukraina menggunakan kapal-kapal tak berawaknya ini untuk menargetkan kapal-kapal dan infrastruktur Rusia, yang menguasai Laut Hitam.
Kapal-kapal tak berawak Ukraina ini dipercaya telah menenggelamkan dan menghancurkan kapal-kapal Rusia di Laut Hitam. Hal ini berdampak positif bagi Kyiv dalam melanjutkan ekspor gandum.
Drone laut Ukraina melakukan aksi pertamanya pada Oktober 2022. Saat itu kapal-kapal Rusia yang sedang menduduki lepas pantai Krimea menjadi target utama pada penyerangan ini.
Meskipun kalah jumlah dengan Rusia dalam peperangan besar ini, drone-drone laut milik Ukraina disinyalir telah meningkatkan semangat perjuangan pasukannya.
Dalam keterpurukkannya, Ukraina dinilai inovatif dalam perancangan senjata barunya ini. Meskipun beberapa komponen didapatkan dari luar negeri, pengembangan ide, perakitan, dan uji coba mereka (Ukraina) lakukan secara lokal.
United24 adalah organisasi pemerintah yang mengumpulkan dana dari perusahaan dan individu seluruh dunia untuk pendanaan drone laut Ukraina ini.
Meskipun drone laut ini memakan banyak biaya, seperti drone model Magura V5 yang memakan biaya sekitar 250.000 dolar AS, dan model Sea Baby yang berharga sekitar 221.000 dolar AS, Ukraina merasa bangga dan puas karena drone laut ini dapat menghancurkan kapal yang bernilai ratusan juta dolar AS.