Kementerian Pertahanan Ukraina mengungkapkan, banyak pasukan cadangan yang baru direkrut Rusia untuk berperang sudah ingin menyerah. Ini seiring banyaknya permintaan bantuan dari pasukan tersebut dan menanyakan bagaimana mereka bisa menyerahkan diri.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Andrii Yusov mengatakan, saluran telepon hotline kementerian menerima banyak tanggapan dari warga Rusia yang telah dikirim wajib militer. Adapun warga Rusia yang menelpon berkata "saya ingin hidup", menurut surat kabar Ukraina, Ukrainska Pravda.

"Hotline telah menerima "banyak panggilan" dari Rusia baru-baru ini dirancang, dan bahkan beberapa yang belum dipanggil untuk mobilisasi," kata Yusov, dikutip dari Business Insider, Rabu (28/9).

"Mereka menelepon dan bertanya 'Apa yang harus saya lakukan jika saya dipanggil? Apa yang harus saya lakukan, apa cara yang benar untuk menyerah?" tambahnya.

Komentar Yusov belum diverifikasi secara independen.

Di sisi lain, pengumuman Putin terkait mobilisasi parsial untuk wajib militer memicu protes dan mengakibatkan warga Rusia mengambil tindakan putus asa agar tidak terlibat. Putin sebelumnya berjanji bahwa dia tidak akan mengambil langkah ini, yang membawa realitas perang ke Rusia yang terbiasa dengan kehidupan sipil.

Penerbangan ke beberapa negara terjual habis setelah pengumuman tersebut, dan menurut The Guardian, beberapa membayar hingga £27.000 untuk jet pribadi dari Rusia. Gambar satelit juga menunjukkan lalu lintas di perbatasan Rusia dari orang-orang yang mencoba meninggalkan negara itu.

Saluran Telegram untuk hotline juga telah mengumpulkan hampir 14.000 pelanggan dalam 10 hari sejak diluncurkan.

Satu pos oleh hotline mengatakan mereka juga telah menerima telepon dari Krimea yang diduduki Rusia, dan bahwa hotline juga untuk Ukraina di bagian-bagian negara yang diduduki yang Rusia telah dipaksa untuk melayani dalam perang.

Proyek ini "dimaksudkan baik untuk orang Rusia yang memilih hidup daripada mati untuk cita-cita yang tidak diketahui dari 'dunia Rusia' dan untuk semua orang lain yang telah menjadi korban mesin militer Putin," tulis posting tersebut.

Hotline tersebut menggemakan jaminan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa tentara yang menyerah akan diperlakukan sesuai dengan hukum humaniter internasional.

Dalam sebuah pidato pada hari Minggu, Zelensky menambahkan bahwa pasukan Rusia juga akan diizinkan untuk menyerah secara rahasia, tanpa kewajiban untuk kembali ke Rusia dalam pertukaran tahanan, Radio Free Europe melaporkan.

"Lebih baik tidak mengambil surat wajib militer daripada mati di tanah asing sebagai penjahat perang," tutur Zelensky.

Baca Juga: