Walikota Sievierodonetsk, Oleksandr Striuk menuturkan pasukan Rusia telah merebut setengah dari wilayah Sievierodonetsk, sebuah kota di Ukraina timur yang juga merupakan kunci bagi upaya Moskow untuk menyelesaikan perebutan wilayah industri Donbas.

"Kota ini pada dasarnya dihancurkan dengan kejam blok demi blok," kata Striuk, seperti dilansir dari The Associated Press.

Dirinya juga mengatakan bahwa pertempuran jalanan yang sengit terus berlanjut dan rentetan artileri mengancam kehidupan sekitar 13.000 warga sipil yang masih berlindung di Sievierodonetsk yang dulunya merupakan rumah bagi lebih dari 100.000.

Serhiy Haidai, Gubernur wilayah Luhansk, menuturkan serangan udara Rusia di kota tersebut telah menghantam tangki asam nitrat di sebuah pabrik kimia, yang menyebabkan kebocoran asap yang sangat besar. Ujaran itu disampaikannya dengan mengunggah gambar awan besar di atas kota seraya mendesak penduduk untuk tetap berada di dalam bangunan dan memakai masker.

Haidai mengatakan Selasa (31/5) malam bahwa "sebagian besar Sievierodonetsk" berada di bawah kendali Rusia, meskipun dia menambahkan pertempuran sengit berlanjut dan kota itu tidak dalam kondisi terkepung.

Sievierodonetsk, yang terletak 145 kilometer (90 mil) selatan perbatasan Rusia, menjadi wilayah terakhir yang berada di bawah kendali pemerintah Ukraina di wilayah Luhansk.

Kota itu menjadi wilayah vital bagi upaya Rusia sebagai upaya merebut Donbas sebelum lebih banyak senjata Barat tiba untuk memperkuat pertahanan Ukraina. Menurut AP, separatis yang didukung Moskow telah memerangi pasukan Ukraina di wilayah itu selama delapan tahun dan menguasai petak-petak wilayah bahkan sebelum invasi.

Striuk mengatakan lebih dari 1.500 penduduk telah meninggal karena berbagai sebab sejak invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari. Upaya evakuasi dari Sievierodonetsk juga telah dihentikan karena penembakan.

"Warga sipil sekarat karena serangan langsung, dari luka pecahan dan di bawah puing-puing bangunan yang hancur, karena sebagian besar penduduk bersembunyi di ruang bawah tanah dan tempat penampungan," kata Striuk.

Listrik telah padam dan banyak warga membutuhkan air, makanan dan obat-obatan.

"Ada persediaan makanan untuk beberapa hari lagi, tetapi masalahnya adalah bagaimana mendistribusikannya," ujar Striuk.

Dalam pidato video malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan situasi di Donbas tetap "sangat sulit" karena Rusia telah menempatkan "kekuatan tempur maksimum" tentaranya di sana, seperti dikutip dari AP.

Menurut laporan AP, sedikitnya tiga orang tewas dan enam lainnya mengalami luka-luka dalam serangan rudal Rusia di kota Sloviansk, sebelah barat Sievierodonetsk, kata Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko dalam sebuah unggahan Facebook pada Selasa (31/5). Sebuah sekolah termasuk di antara beberapa bangunan yang rusak.

Baca Juga: