Ukraina, Barat ragukan dampak F-16 akan ubah situasi medan pertempuran
MOSKOW - Pejabat Ukraina dan Barat menyatakan keraguan mereka terhadap dampak potensial hadirnya pesawat tempur F-16 dalam situasi di medan tempur (Ukraina), lapor The Washington Post pada Minggu.
Pada pertengahan Juli, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutu NATOtentang konsekuensi bencana dari bentrokan bersenjata langsung dengan Rusia.
Lavrov juga menambahkan bahwa Moskow melihat kehadiran F-16 yang mampu membawa nuklir di Ukraina sebagai sebuah ancaman nuklir.
Pesawat tempur F-16 yang telah lama dinanti, dijadwalkan tiba di Ukraina dalam beberapa pekan mendatang.
Namun, pejabat Ukraina dan Barat memperingatkan bahwa pesawat itu, yang dahulu disebut Kiev sebagai titik balik, mungkin tidak akan berdampak langsung pada medan perang karena pasokan yang terbatas dan sejumlah besar pertahanan udara Rusia, lapor surat kabar tersebut.
Pesawat F-16 pertama diharapkan akan digunakan terutama untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina dan kemungkinan besar tidak akan terbang terlalu dekat ke garis depan, menurut para pejabat.
Para pejabat menolak untuk menyebutkan jumlah pesawat tempur yang akan diterima Ukraina tahun ini, namun jumlahnya tidak akan lebih dari satu skuadron, yakni sekitar 20 jet tempur.
Negara-negara Barat telah meningkatkan bantuan militer dan finansial mereka kepada Ukraina sejak dimulainya operasi militer Rusia pada tahun 2022.
Kremlin memperingatkan agar tidak melanjutkan pengiriman senjata ke Kiev, dengan mengatakan hal ini akan menyebabkan eskalasi lebih lanjut dari konflik tersebut.