Perselisihan terjadi antara Ukraina dan Barat mengenai siapa yang menembakkan misil yang jatuh di Polandia, dimana insiden itu bisa meningkatkan eskalasi ketegangan antara Russia dengan NATO.

BRUSSELS - Perselisihan muncul antara Ukraina dan sekutu Barat-nya mengenai siapa yang menembakkan misil yang menghantam sebuah desa di Polandia pada Selasa (15/11) lalu. Perselisihan muncul setelah NATO, Polandia, dan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pasukan pertahanan udara Ukraina kemungkinan telah menembakkan misil tersebut saat terjadi serangan misil oleh Russia.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, sebelumnya bersikeras terus menyalahkan Russia dan ia tidak meragukan bahwa misil yang meledak di Desa Przewodow dekat perbatasan Ukraina dengan Polandia yang menewaskan dua orang, bukan misil mereka.

Menanggapi pernyataan Presiden Zelenskyy tersebut, seorang diplomat dari negara NATO segera menanggapinya.

"Ini semakin terlihat konyol. Ukraina menghancurkan kepercayaan (kami) pada mereka. Tidak ada yang menyalahkan Ukraina dan mereka secara terbuka berbohong. Ini lebih merusak daripada ledakan misil itu," ungkap diplomat itu pada harian Inggris,The Financial Times, Kamis (17/11).

Meski insiden itu menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi antara Russia dan NATO, di mana Polandia adalah salah satu anggotanya, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan tidak ada indikasi bahwa ledakan pada Selasa itu terjadi akibat serangan yang disengaja terhadap wilayah aliansi atau ada persiapan untuk serangan semacam itu.

"Insiden itu kemungkinan disebabkan oleh misil pertahanan udara Ukraina yang ditembakkan untuk mempertahankan wilayah Ukraina dari serangan misil jelajah Russia," kata Stoltenberg di Brussels, Belgia, usai mengikuti pertemuan darurat NATO.

Namun dalam keterangannya, Stoltenberg menekankan bahwa insiden itu bukan kesalahan Ukraina karena Russia yang harus memikul tanggung jawab akhir karena telah melanjutkan perangnya melawan Ukraina yang diluncurkan pada akhir Februari lalu.

Reaksi Uni Eropa

Sementara itu kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, pada Rabu menganggap Russia tetap harus bertanggung jawab atas insiden jatuhnya misil di Polandia, dan menyebut serangan itu sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

"Insiden ini adalah akibat dari gelombang serangan misil ke Ukraina oleh Russia, yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil," kata Borrell dalam sebuah pernyataan. "Serangan ini merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional," imbuh dia.

Borrel menambahkan bahwa Russia terus menyebarkan disinformasi tentang perang yang tidak dapat dibenarkan dan tidak beralasan yang dilancarkannya melawan Ukraina.

Sambil menegaskan agar Russia segera menghentikan perang di Ukraina, Borrell pun mengatakan UE akan tetap teguh dalam memberikan dukungan terhadap kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial Ukraina, dan haknya untuk membela diri melawan agresi Russia sebagaimana diabadikan dalam Piagam PBB. AFP/Anadolu/NHK/I-1

Baca Juga: