BANGKOK - Kemiskinan dan kerawanan pangan telah lama menjadi isu utama yang selalu muncul dan berafiliasi satu sama lain dalam setiap agenda pembangunan di sebagian besar negara. Terutama sejak dua dekade setelah berakhirnya perang dunia kedua, jauh sebelum PBB mempopulerkan agenda Millenium Development Goals (MDG's goal 1) dan Sustainable Development Goals (SDG's goal 1 dan 2) yang kini menjadi agenda mainstream dalam rencana pembangunan global negara-negara di dunia.

Dampak krisis ekonomi sejak pandemi covid-19 dan eskalasi resesi global di tahun-tahun mendatang karena konflik geopolitik, pembatasan ekspor, krisis energi, kegagalan panen akibat perubahan iklim dan bencana alam telah mengganggu rantai pasok pasar dunia yang memaksa naiknya beragam harga komoditas pangan dan komoditas industri lainnya.

Kenaikan harga ini tentunya berdampak signifikan pada masyarakat miskin sebagai lapisan yang paling rentan terhadap gejolak ekonomi. Dinamika ini terus berlanjut , saat ini secara global menurut data FAO per November 2022 terjadi penurunan harga pangan global misalnya gandum 2,8%, dimana secara subindeks biji-bijian dan serelia mengalami penurunan tipis 1,3%. Penurunan harga tersebut karena meningkatnya stabilitas ekspor dari Rusia dan Ukraina, inisiatif biji-bijian laut hitam

Di Indonesia Tren kenaikan jumlah penduduk yang sulit atau bahkan tidak dapat mengkases pangan bergizi dan seimbang berbanding lurus dengan jumlah penduduk miskin. Data BPS 2020 penduduk miskin mencapai 9,8% dan periode yang sama penduduk yang tidak memiliki akses pangan bergizi mencapai 69,1%. Dari total rakyat miskin di Indonesia, sekitar 66 persen berada di pedesaan dan sekitar 56 persen menggantungkan hidup sepenuhnya pada pertanian dan perikanan.

Dalam rilis pers yang diterima redaksi hari ini, Kamis (29/6), Utusan Khusus Presiden (UKP) RI Muhamad Mardiono menyampaikan bahwa, "Gagasan Klaster Desa Produktif menjadi salah satu upaya mengurai persoalan kesejahteraan, produktifitas serta konektivitas produksi di desa, antar desa dalam satu Kawasan tertentu. Konsep Klaster Desa Produktif (KDP), sebuah konsep pengembangan desa terpadu dalam klaster dengan tujuan memobilisasi masyarakat untuk melakukan kegiatan produktif sesuai potensi dan unggulan local."

Disebut di rilis tersebut, Visi dari KDP adalah mengembangkan komunitas pedesaan yang mandiri, meningkatkan nilai tambah produk/jasa, dan memiliki produktivitas tinggi. UKP RI memiliki misi membangun inisiatif inovasi dan kreativitas masyarakat di pedesaan untuk memanfaatkan potensi ekonomi lokal sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan

Atas kondisi yang telah dipaparkan diatas, maka pelaksanaan tugas dan fungsi akan dilaksanakan oleh Unit Kerja UKP RI Muhamad Mardiono dengan beberapa metode pelaksanaan salah satunya aktif dalam forum-forum internasional untuk menyerap informasi, aspirasi, serta berkontribusi untuk menyumbangkan pengalaman Indonesia dalam mengatasi kerawanan pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan pedesaan.

Untuk itu pada kesempatan ini UKP melakukan kunjungan kerja ke Thailand pada 21- 24 Juni 2023, sebagai salah satu metode dalam memperkuat gagasan hal-hal tersebut diatas sekaligus menyumbangkan praktik baik di Indonesia terkait isu-isu pembangunan desa, ketahanan pangan dan kemiskinan.

Asisten Deputi Utusan Khusus Presiden RI, Achmad Yakub menyampaikan bahwa selama di Bangkok, Thailand kunjungan kerja ini UKP RI bersama delegasi terbatas diterima oleh Jong-Ji Kim Asisten Direktur Jenderal FAO dan Regional Representative untuk Asia Pasifik, pembicaraan produktif diadakan untuk mengembangkan sistem pangan di Asia-Pasifik, strategi untuk mengurangi kemiskinan, pembangunan pedesaan, dan pertanian berkelanjutan.

Pada hari berikutnya tim UKP RI berdialog dengan Kementerian Pertanian dan Koperasi Thailand, bertukar pengalaman terkait dengan Bio Circular and Green dalam pembangunan pedesaan dan ketahanan pangan. Pada kesempatan ini juga UKP RI di berjumpa dengan Duta Besar Indonesia untuk Thailand, berkunjung ke perkebunan kelapa aromatic dengan model perkebunan organic dan berdialog dengan kaum miskin urban, komunitas Onnut Sib Si Rai Community yang berhasil keluar dari ketiadaan rumah, punya kegiatan produksi daur ulang sampah serta pertanian urban.

Baca Juga: