Aceh Besar memiliki banyak pantai yang masih tersembunyi yang belum diungkap. Salah satunya adalah Pantai Batu Putih atau dalam bahasa setempat disebut Pantai Ujong Batee Puteh.

Aceh Besar memiliki banyak pantai yang masih tersembunyi yang belum diungkap. Salah satunya adalah Pantai Batu Putih atau dalam bahasa setempat disebut Pantai Ujong Batee Puteh.

Pantai ini tersembunyi di bawah tebing batu kapur yang bertebing terjal. Pantai Ujong Batee Puteh bisa menjadi pilihan ketika berlibur di Kabupaten Aceh Besar. Jaraknya dengan pusat Kota Banda Aceh 17,4 kilometer melewati Jalan Laksamana Malahayati yang sangat panjang dengan waktu tempuhnya selama 29 menit.

Ketika tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004, objek wisata ini pernah mengalami kerusakan hebat karena terkena terjangan gelombang tsunami dahsyat. Namun, seiring berjalannya waktu perlahan mulai membaik dan karakteristiknya mulai kembali.

Pantainya memiliki pasir hitam dari batuan gunung berapi dengan batu kerikil berukuran kelereng. Ombaknya dari laut Selat Malaka tidak terlalu besar, cukup bersahabat untuk segala macam usia. Sedangkan di belakangnya berupa tebih batu kapur berwarna putih.

Pecahan tebing batu kapur beberapa berserakan di laut. Batuan yang berserakan ini sering digunakan sebagai pijakan pemancing untuk melemparkan kail ke arah laut. Tempat yang memiliki terumbu karang ini ikan cukup melimpah sehingga para pemancing dengan mudah mendapatkannya.

Laut birunya cukup memanjakan mata. Sepanjang pantai ini jauh dari muara sungai yang biasanya akan membuat perairan di sepanjang bibir pantai berwarna coklat. Di Pantai Ujong Batee Puteh warna biru laut sudah bisa dilihat dari bibir pantainya.

Pantai Ujong Batee Puteh banyak disebut sebagai tempat yang cocok untuk menenangkan diri. Tempatnya yang berada di bawah tebing membuatnya jauh dari hiruk pikuk orang-orang. Pada daratannya berupa rerumputan dengan pohon-pohon yang tidak terlalu lebat.

Dari atas tebing wisatawan bisa melihat Pulau Weh di arah barat laut dengan kotanya bernama Sabang. Pulau vulkanik ini memiliki dua puncak yaitu Gunung Sarongkris dengan ketinggian 571 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan Puncak Gunung Cot Kulam dengan ketinggian 617 mdpl.

Pantai Ujong Batee Puteh biasanya ramai di pagi hari dan ketika deburan ombak yang relatif lebih tenang membuat pilihan favorit para orang tua untuk membawa anaknya berenang ke sini. Garis pantainya sangat panjang sehingga pengunjung puas mengeksplorasinya.

Pasir hitam dari pegunungan vulkanik yang ada di Pantai Ujong Batee Puteh banyak dipercaya mampu memiliki khasiat penyembuhan. Caranya adalah dengan membasahi tubuh hingga leher dengan pasir panas dipercaya dapat menyegarkan tubuh.

Sebelum tsunami dan gempa hebat, pantai ini ini cenderung datar. Namun setelahnya pantai ini disebut semakin dalam sehingga akan menyusahkan ketika ingin bermain di pasir seperti pada pantai dengan kontur landai umumnya.

Salah satu hal yang tidak boleh terlewatkan adalah menyeruput kelapa segarnya muda. Sambil bersantai di gazebo tepi pantai atau bermain ayunan. Air kelapa yang menyegarkan menambah kedamaian saat berada di sini.

Bagi pecinta kuliner di sini juga menjadi tempat cocok bagi para pemburu makanan lezat khususnya makanan laut. Pantai Ujong Batee Puteh termasuk dalam kawasan Krueng Aceh yang terkenal dengan hasil laut yang dihasilkan oleh nelayan tangkap tradisional setempat.

Untuk yang ingin berkunjung ke sini, disarankan untuk membawa tikar sendiri. Tikar ini bisa digunakan untuk bermacam aktivitas seperti bersantai, makan bersama dan menikmati suasana yang menyenangkan di tempat ini.

Pantai Ujong Batee dapat diakses dari Krueng Raya dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Rutenya tidak terlalu sulit, hanya perlu cukup ikuti Jalan T Nyak Arief dan belok kiri sesampainya di Simpang Mesra kemudian belok ke Krueng Raya.

Selanjutnya, terus berjalan hingga menemukan papan bertuliskan Pantai Wisata Ujong Batee. Dalam perjalanan menuju pantai ini dapat dilihat Benteng Indrapatra yang merupakan salah satu benteng peninggalan sejarah. Jalannya tidak ramai dengan pemandangan asri di kanan kiri.

Bagi yang ingin berkunjung ke tempat healing ini, jangan lupa membawa tikar sendiri kemudian duduk di bawah pohon rindang. Walaupun siang hari terik, di sini tetap menyenangkan naungan pepohonannya menciptakan rasa nyaman. hay/I-1

Baca Juga: