SINGAPURA - Upaya Max Verstappen untuk meraih kemenangan ke-11 berturut-turut menghadapi ujian berat dalam balapan malam yang berbahaya di Singapura, Minggu (17/9). Kondisi sirkuit jalanan Marina Bay tidak dapat diprediksi. Gelar juara dunia ketiga berturut-turut bagi pembalap Red Bull itu hanya masalah waktu.

Namun, pembalap Belanda ini belum pernah meraih kemenangan dalam balapan di Singapura. Dia harus menghadapi badai tropis, kelembaban tinggi, dan sirkuit jalanan dengan penghalang beton. Safety car dan bendera merah hampir pasti akan berperan juga. Kenangan buruk balapan di Singapura setahun lalu masih segar di benak Verstappen. Hujan diperkirakan akan turun lagi untuk balapan akhir pekan ini.

Verstappen hanya berada di urutan kedelapan di grid tahun 2022. Banjir sebelum balapan membuatnya start dengan buruk di trek. Dia turun lima peringkat. Verstappen berusaha keras dengan bantuan safety car dan safety car virtual, sambil mencoba menempati posisi keempat. Verstappen akhirnya finis di posisi ketujuh.

Rekan setimnya di Red Bull, Sergio Perez, tetap tenang di depan untuk menang melewati pembalap Ferrari, Charles Leclerc. "Ini lebih baik dari posisi kedelapan, tapi bukan itu tujuan saya di sini," ujar Verstappen, usai balapan. "Itu sungguh sangat berantakan," sambungnya

Verstappen mengungguli Perez dengan 145 poin di klasemen tahun ini. Dia berpeluang merebut gelar dunia dengan enam balapan tersisa di Grand Prix Jepang pekan depan. Mercedes berada di urutan kedua dalam klasemen konstruktor, tertinggal 310 poin. Kepala tim Mercedes, Toto Wolff, yakin bahwa Red Bull berada di jalur untuk memenangkan keseluruhan 22 balapan musim ini.

"Saya pikir mereka hanya perlu mengatasi diri sendiri," ujar Wolff setelah kemenangan ke-10 Verstappen berturut-turut di Monza, dua pekan lalu. Ini membuatnya meraih kemenangan ke-14 dari 14 balapan untuk Red Bull tahun 2023.

Jika berhasil melakukan sapu bersih, Red Bull akan melampaui rekor Mercedes tahun 2016 ketika Nico Rosberg dan Lewis Hamilton memenangkan 19 dari 21 balapan. Kepala tim Red Bull, Christian Horner, memperingatkan bahwa tantangan unik di Marina Bay dapat mengganggu musim sempurna mereka.

"Ini salah satu sirkuit jalanan terberat dalam kalender. Kami melihat tahun lalu betapa berbahayanya sirkuit ini," ujar Horner. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk menjaga momentum tetap berjalan," sambungnya.

Suatu hari nanti Red Bull akan dikalahkan. Ini hanya soal waktu. Mereka harus memastikan waktu tersebut terjadi selama mungkin. Horner pikir dengan berlalunya setiap akhir pekan, ada lebih banyak harapan untuk mempertahankan hasil luar biasa ini.

Waktu untuk melintasi satu putaran di Singapura akan lebih cepat tahun ini karena pekerjaan konstruksi dekat sirkuit membuat penghapusan empat tikungan 90 derajat. Jumlah tikungan berkurang dari 22 menjadi 19 dengan waktu putaran sekitar delapan detik lebih cepat. ben/AFP/G-1

Baca Juga: