YOGYAKARTA - Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan wahana unmanned aerial vehicle (UAV) yang diberi nama Amphibi Gama V2, "drone" berjenis fixed wings yang memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat di atas permukaan air maupun darat.

"Pesawat ini mengemban tugas sebagai sistem monitoring dan memetakan kondisi gunung berapi aktif di Indonesia untuk mendukung kesiapsiagaan tanggap bencana," kata Ketua Tim Pengembang Amphibi Gama V2, Tri Kuntoro Priyambodo, di Bantul, Yogyakarta, Selasa (16/7).

Ia mengatakan UAV Amphibi Gama V2 merupakan pesawat terbang tanpa awak amfibi generasi kedua dari pengembangan pesawat UAV Gama UX 628.

Menurutnya, ide membuat pesawat itu berawal saat timnya melakukan pemotretan udara untuk menganalisa potensi dan risiko bahaya banjir di wilayah Tanjung Selor, Kalimantan Utara. Saat akan menjalankan misi itu, tim kesulitan mencari area yang datar dan cukup panjang untuk take off dan landing pesawat.

"Ketika itu susah mencari area yang bisa digunakan untuk take off dan landing. Peluang yang ada adalah memanfaatkan genangan air sehingga muncullah pemikiran kalau pesawat UAV yang digunakan harus mampu tinggal landas dan landing di air," kata dosen Fakultas MIPA UGM itu. YK/E-3

Baca Juga: