YOGYAKARTA - Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Karya Inovatif (PKM-KI) Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat alat dan aplikasi smart mitigation sebagaisistem peringatan dini untuk mengurangi dampak bencana tanah longsor.
Ketua Tim PKM-KI UGM Feri Arifin di Yogyakarta, Senin, mengatakan latar belakang pembuatan aplikasi itu karena melihat kondisi Indonesia yang masuk ke dalam kategori negara rawan bencana alam.
"Bencana tanah longsor di Indonesia menurut Geoportal Data Bencana Indonesia tercatat ada 716 kejadian pada tahun 2022. Rata-rata penyebabnya karena curah hujan yang tinggi," kata Feri.
Ia mengatakan, secara geografis, Indonesia terletak di antara tiga lempeng utama dunia sehingga sangat rawan terhadap ancaman bencana gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya.
Menurut Feri, bencana hampir setiap tahun terjadi secara berulang karena sebagian besar wilayah Indonesia masih terdapat pegunungan dan lereng curam.
Oleh karena itu, dengan alat dan aplikasi yang dinamai smart mitigation ini diharapkan mampu mendeteksi tingkat kelembaban dan kemiringan tanah secara real time.
Dalam aplikasi itu, kata Feri, terdapat fitur edukasi yang membuat masyarakat bisa mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan jika kondisi tanah dalam keadaan abnormalitas.
Ia menjelaskan fitur keamanan dalam aplikasi tersebut juga ditambahkan GPS untuk mendeteksi keberadaan alat apabila dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Melalui inovasi ini harapannya nanti bisa bekerja sama dengan BNPB sehingga alat ini bisa diproduksi secara massal dan bermanfaat bagi masyarakat," kata dia.
Tim PKM-KI UGM merupakan tim gabungan dari dua fakultas yaitu Fakultas Sekolah Vokasi dan Fakultas Biologi di lingkungan Universitas Gadjah Mada yang diketuai Feri Arifin, dengan anggota Ilham Fauzi, Melani Putri Pratama, Retno Mutia, dan Derryl Carmenita Evelyn Winarto.
UGM Bikin Aplikasi 'Smart Mitigation' Tekan Dampak Tanah Longsor
17 Oktober 2023, 11:29 WIB
Waktu Baca 1 menit