Pembangkit listrik tenaga surya Al Dhafra, dengan kapasitas 2 GW, telah selesai dibangun di Uni Emirat Arab, yang menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim PBB COP28 tahun ini. Fasilitas ini dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk 200 ribu rumah tangga.

Proyek ini dilaksanakan oleh Abu Dhabi National Energy Co (TAQA), Abu Dhabi Future Energy Co (Masdar) yang dimiliki oleh UEA, EDF Renewables dari Perancis, dan Jinko Power, yang berbasis di Cina. Wakil Penguasa Abu Dhabi Hazza bin Zayed Al Nahyan memotong pita untuk sistem Al Dhafra.

"Saat UEA bersiap untuk menjadi tuan rumah COP28, proyek perintis ini mencerminkan komitmen berkelanjutan negara ini untuk meningkatkan pangsa energi bersih, mengurangi emisi karbon, dan mendukung upaya global dalam aksi iklim," katanya, dikutip dari Balkan Green Energy News, Jumat (24/11).

Masdar menjelaskan, terletak 35 kilometer di selatan kota Abu Dhabi, pembangkit listrik tenaga surya ini dibangun dalam satu fase. Pembangkit ini menghasilkan listrik yang cukup untuk menyalakan hampir 200.000 rumah di UEA. Fasilitas PLTS Al Dhafra membentang di atas gurun seluas lebih dari 20 kilometer persegi.

Fasilitas ini terdiri dari hampir empat juta panel surya bifacial. Perangkat ini juga menghasilkan listrik dari sisi bawah, dengan menggunakan pantulan sinar matahari. Masdar mengklaim bahwa ini adalah pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia. Pembangkit listrik ini termasuk di antara lima pembangkit listrik terbesar secara keseluruhan.

Proyek ini ditugaskan oleh Emirates Water and Electricity Co (EWEC), perusahaan milik negara. Harga terendah di dunia hingga saat ini dicapai pada saat tender, yaitu 13,5 dolar AS per MWh, namun kemudian diturunkan menjadi 13,2 dolar AS per MWh.

"TAQA memiliki 40% dari sistem ini, sementara Masdar, EDF Renewables, dan Jinko Power masing-masing memiliki 20%. EWEC menandatangani perjanjian jual beli listrik selama 30 tahun dengan mereka pada tahun 2020. Pembangkit listrik tenaga surya ini meningkatkan kapasitas energi surya Abu Dhabi menjadi 3,2 GW," papar Masdar.

UEA saat ini berada di posisi kedua di dunia dalam hal konsumsi energi surya per kapita

UEA saat ini berada di peringkat kedua di dunia dalam hal konsumsi energi surya per kapita, menurut data dari Tinjauan Statistik Energi Dunia, yang diterbitkan oleh Energy Institute.

Di sisi lain, perusahaan minyak milik negara ADNOC berencana untuk meningkatkan produksi minyak mentah dari tiga juta barel per hari saat ini menjadi lima juta barel paling lambat tahun 2027.

Topik penghapusan bahan bakar fosil, sumber kekayaan utama di Teluk Persia, untuk mengurangi emisi diperkirakan akan menjadi isu utama pada pertemuan COP28 di Dubai. Pertemuan ini dimulai pada tanggal 30 November.

Baca Juga: