ABU DHABI - Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel pada Rabu (15/9) memperingati satu tahun normalisasi hubungan dengan Israel. Para pemimpin kedua negara berharap melalui normalisasi hubungan ini dapat menuai triliunan dollar melalui kerja sama ekonomi.
Disaksikan Presiden Amerika Serikat (AS) kala itu, Donald Trump, UEA dan negara tetangga Bahrain secara resmi mengakui Israel pada 15 September 2020. Hal ini pun memicu kekecewaan rakyat Palestina.
Langkah kejutan di bawah kesepakatan yang ditengahi AS yang dikenal dengan nama Perjanjian Abraham, mengakhiri puluhan tahun konsensus Arab yang mengesampingkan ikatan formal hingga konflik Palestina-Israel terselesaikan.
Negara-negara lain yang sebelumnya mengikuti konsensus Arab, kemudian juga mengikuti langkah UEA, antara lain Maroko dan Sudan.
Seiring normalisasi, beragam manfaat ekonomi datang dengan cepat kepada UEA dan Israel, yang telah menandatangani serangkaian kesepakatan mulai dari sektor pariwisata, penerbangan, hingga jasa keuangan.
"Kami bertukar duta besar, kami telah menandatangani lebih dari 60 MoU (memorandum of understanding). Kami telah menjalankan sekitar 600-700 juta transaksi perdagangan bilateral, kami memiliki dana miliaran dollar yang telah diumumkan. Kami sedang berupaya untuk menciptakan lebih dari satu triliun dollar aktivitas ekonomi selama dekade berikutnya," ungkap Menteri Ekonomi UEA, Abdulla bin Touq Al Marri, dalam sebuah diskusi panel pada Senin (13/9).
Manfaat ekonomi lainnya akan datang, jika kesepakatan untuk menyalurkan minyak dari UEA ke Eropa melalui jalur pipa Israel disetujui.
Selama satu tahun terakhir tercatat sebanyak 200.000 warga Israel telah mengunjungi UEA. Diperkirakan sebanyak 40 perusahaan asal Israel juga telah berdiri di zona perdagangan bebas UEA. Sebaliknya, para pelajar dari UEA untuk kali pertama juga telah tercatat mendaftar di universitas-universitas di Israel.
Sambutan AS
Sementara itu pemerintahan Joe Biden dilaporkan akan bertemu dengan para pemimpin Israel dan Arab untuk memperingati satu tahun normalisasi hubungan Israel dengan UEA dan Bahrain pada Jumat (17/9).
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengadakan pertemuan virtual dengan rekan-rekannya dari Israel, UEA dan Maroko, untuk membahas apa yang disebut mereka sebagai salah satu warisan terbaik dari pemerintahan Trump.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan pemerintah AS sangat senang untuk merayakan ulang tahun Perjanjian Abraham.
"Kami sangat mendukung perjanjian ini dan kami melihat ke depan untuk memajukan peluang lain untuk memperluas kerja sama antara Israel dan negara-negara di seluruh dunia," ucap Price.
"Kami juga berharap bahwa Israel dan negara-negara lain di kawasan bergabung dalam upaya bersama untuk membangun jembatan dan menciptakan jalan baru untuk dialog dan pertukaran, kami mampu membuat kemajuan nyata menuju perdamaian antara rakyat Israel dan rakyat Palestina menuju perdamaian," pungkas dia. AFP/DW/Rtr/I-1