Uni Emirat Arab telah meluncurkan proyek angin pertama dengan ukuran komersial, memanfaatkan teknologi untuk mengeksploitasi kecepatan angin yang rendah, dalam upaya meningkatkan energi terbarukan sebelum menjadi tuan rumah pertemuan iklim COP 28 bulan depan.

Proyek berkapasitas 103,5 megawatt yang dijalankan oleh perusahaan energi terbarukan Masdar ini akan mampu menyediakan listrik bagi lebih dari 23 ribu rumah per tahun, kata perusahaan tersebut, yang mencakup empat lokasi.

"Proyek ini akan membantu mengurangi sekitar 120.000 ton CO2, jejak karbon setiap tahunnya," kata Mohammad Abdelqader El-Ramahi, kepala hidrogen hijau Masdar, dikutip dari Reuters, Minggu (8/10).

"Dan itu setara dengan menghilangkan sekitar 26 ribu mobil dari jalanan," tambahnya.

Bekerja sama dengan PowerChina dan GoldWind International, Masdar mengatakan bahwa turbin proyek ini dapat mengeksploitasi kecepatan angin yang rendah dalam skala besar, berkat kemajuan dalam ilmu material dan aerodinamika yang membuat tenaga angin dapat dihasilkan meskipun dalam kondisi panas dan lembab.

Akhir tahun lalu, Masdar menjadi bagian dari tiga entitas yang dikendalikan oleh pemerintah Abu Dhabi: perusahaan listrik TAQA (TAQA.AD) dengan 43% saham, dana kekayaan negara Mubadala yang memiliki 33% saham, dan perusahaan minyak negara ADNOC dengan 24% saham.

Sultan Al Jaber, kepala eksekutif ADNOC yang juga mengetuai Masdar dan merupakan kepala eksekutif pendirinya, adalah presiden yang akan datang untuk konferensi perubahan iklim PBB COP28, sebuah pilihan yang memicu kritik dari para aktivis iklim.

"Saat ini, UEA bekerja di beberapa bidang; energi nuklir, energi surya dan sekarang angin," tutue Dalal Matar Al Shamsi, seorang spesialis sumber daya alam di departemen geologi di Universitas Uni Emirat Arab.

"Jadi, jika kita mempertimbangkan semua ini, kita mengharapkan hasil yang menjanjikan pada tahun 2071, ulang tahun keseratus UEA," lanjutnya.

Baca Juga: