STRASBOURG - Rakyat Ukraina dan perwakilan mereka diberikan penghargaan tertinggi dalam bidang hak asasi manusia oleh Uni Eropa pada Rabu (14/12), atas perlawanan mereka terhadap invasi dan tentangan Russia selama perang yang saat ini masih berlangsung.

Blok beranggotakan 27 negara itu menganugerahi "rakyat Ukraina yang pemberani" dengan penghargaan tersebut Oktober lalu. Yulia Pajevska, pendiri unit evakuasi medis Angels of Taira, aktivis HAM Oleksandra Matviichuk, serta Ivan Fedorov, Wali Kota Melitopol yang diduduki Russia, hadir untuk menerima langsung penghargaan itu dalam sebuah upacara penganugerahan yang khidmat di Strasbourg, Prancis.

"Kami telah menyaksikan perlawanan yang menginspirasi dari warga biasa yang berkorban habis-habisan demi menahan barisan tank, warga lansia berhadapan langsung dengan tentara Russia tanpa senjata apapun kecuali harga diri mereka, para perempuan pemberani yang terpaksa melahirkan di stasiun kereta bawah tanah," kata Presiden Parlemen Eropa, Roberta Metsola.

"Kepada mereka, pesan Eropa sangat jelas. Kami mendukung Ukraina. Kami tidak akan berpaling," imbuh dia.

Penghargaan Uni Eropa, yang namanya diambil dari pembangkang Soviet Andrei Sakharov, diciptakan pada tahun 1988 untuk menghormati orang-orang maupun kelompok yang membela hak asasi manusia dan kebebasan fundamental. Sakharov, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, meninggal dunia pada 1989.

Ini adalah kedua kalinya secara berturut-turut para pembuat kebijakan Uni Eropa memanfaatkan Penghargaan Sakharov untuk mengirimkan pesan kepada Kremlin. Tokoh pemimpin oposisi Russia yang kini dipenjara, Alexei Navalny, memenangkan penghargaan itu tahun lalu.

Perlawanan rakyat Ukraina selama hampir 10 bulan terakhir berperang masih berlanjut meskipun terjadi peningkatan serangan dalam beberapa pekan terakhir. Pasukan Ukraina telah merebut kembali beberapa bagian wilayahnya, memukul balik kekuatan militer Russia sejak melancarkan serangan balasan pada akhir Agustus lalu. VoA/I-1

Baca Juga: