ANKARA - Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, pada Minggu (7/5) mengatakan, Ankara menolak mengirim sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia milik negara itu ke Ukraina. Sebelumnya, Ukraina telah menerima sejumlah pengiriman Alat Utama Sistem Senjata buatan Rusia dari negara-negara NATO, termasuk jet tempur MiG-29 dari Polandia.

Dikutip dari Al Arabiya, Cavusoglu mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Amerika Serikat menawarkan Ankara untuk mengirim sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia ke Ukraina, tetapi Turki menolak.

"Mereka membuat proposal yang secara langsung berkaitan dengan kedaulatan kami, seperti memberi kami kendali atas ini, memberikannya ke tempat lain. Di manakah kemerdekaan dan kedaulatan kita?" katanya.

Tahun lalu, Presiden Turki, Recep Erdogan juga mengatakan bahwa klaim bahwa Ankara dapat memasok Ukraina dengan sistem rudal S-400 sebagai imbalan atas pencabutan sanksi adalah taktik yang ditargetkan terhadap Ankara dan bertujuan menimbulkan masalah bagi negara itu.

Media lokal melaporkan bahwa Pentagon telah melakukan pembicaraan panjang dengan Ankara tentang pengiriman S-400 ke Kyiv dengan imbalan Turki bergabung dengan program jet tempur F-35 generasi kelima dan sanksi atas pencabutannya.

Pembelian S-400 Rusia oleh Turki telah menjadi titik pertikaian dengan AS dan NATO selama bertahun-tahun, karena mereka mengutip kekhawatiran bahwa hal itu akan membahayakan keamanan dan interoperabilitas operasi militer NATO. AS dan NATO telah memperingatkan Turki bahwa sistem S-400 tidak kompatibel dengan sistem pertahanan NATO dan dapat mengungkap informasi sensitif ke Rusia.

Akibat penolakan Turki untuk mundur dari kesepakatan tersebut, AS telah mengambil beberapa tindakan hukuman, termasuk menangguhkan Turki dari program jet tempur F-35 pada 2019 dan menjatuhkan sanksi kepada pejabat dan entitas Turki yang terlibat dalam pembelian S- 400.

Sengketa yang sedang berlangsung telah membuat tegang hubungan antara Turki dan sekutu NATO-nya dan menimbulkan pertanyaan tentang keselarasan strategis Turki di kawasan itu.

"Ankara tidak ingin kembali ke program tersebut tetapi ingin kembali dari Washington uang yang dibayarkan untuk jet tempur sebelum keluar dari program, sementara jetnya tidak pernah dikirimkan."

Dia menambahkan bahwa Turki ingin meningkatkan hubungannya dengan AS, menunjuk minatnya saat ini untuk membeli jet F-16 dan perlengkapan modernisasi.

Pada Oktober 2021, Ankara meminta jet tempur F-16 dan peralatan modernisasi dari AS dalam kesepakatan senilai $6 miliar. Kesepakatan yang diusulkan termasuk 40 jet tempur F-16 baru dan kit modernisasi untuk 79 F-16 Turki yang ada.

Baca Juga: