JAKARTA - Turki telah menutup wilayah udaranya bagi pesawat sipil dan militer Rusia yang terbang ke Suriah.

Penutupan wilayah udara Turki itu diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, kantor beritaAFP melaporkanmengutip media setempat pada Sabtu (23/4), dilansir VOA, Minggu (24/4)..

Pengumuman itu menandai salah satu respons terkeras Turki sejauh ini terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Turki selama ini tetap menjalin hubungan dekat dengan Moskow meski Ankara merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Alliance Treaty Organization/NATO).

"Kami menutup wilayah udara bagi pesawat militer Rusia -- dan bahkan (pesawat) sipil juga -- yang terbang menuju Suriah. Mereka punya waktu hingga April, dan kami meminta pada Maret," kata media Turki mengutip Cavusoglu.

Cavusoglu mengatakan ia menyampaikan keputusan itu kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang kemudian memberitahu Presiden Vladimir Putin.

"Satu atau dua hari kemudian, mereka mengatakan: Putin mengeluarkan perintah: kami tidak akan terbang lagi," kata Cavusoglu yang dikutip mengatakan hal itu kepada para wartawan Turki yang ada di pesawatnya menuju ke Uruguay.

Cavusoglu menambahkan bahwa larangan itu akan berlaku selama tiga bulan.

Belum ada respons dari Rusia, yang bersama Iran merupakan pendukung penting Presiden Suriah Bashar al-Assad, semasa perang saudara di wilayah itu.

Baca Juga: