Turki telah berjanji untuk melipatgandakan kapasitas pembangkit energi terbarukan dengan menambahkan 60 GW tenaga surya dan angin pada tahun 2035 dan mengumumkan sebuah rencana untuk menginvestasikan 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk jaringan listrik. Menurut Bank Dunia, keseluruhan inisiatif negara ini diperkirakan mencapai 75 miliar dolar AS hingga 100 miliar dolar AS.

Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Alparslan Bayraktar mengatakan dalam sebuah pesan video yang dikirim ke sebuah panel dengan fokus khusus pada Turki, yang diselenggarakan oleh Bank Dunia pada pertemuan COP28 di Dubai bahwa memanfaatkan sumber daya terbarukan, mengembangkan infrastruktur transmisi untuk lebih banyak energi terbarukan, dan meningkatkan efisiensi energi di semua sektor merupakan tujuan utama Turki.

Bayraktar menekankan bahwa total kapasitas terpasang di negara ini telah melampaui 106 GW dan bahwa porsi energi terbarukan mencapai 50%. Proyeksi Turki menunjukkan bahwa total kapasitas terpasangnya akan meningkat menjadi 190 GW pada tahun 2035, termasuk 60 GW pembangkit listrik terbarukan, tambahnya dalam pernyataan untuk panel Transforming Turkey With Sun, Wind, And Smart Grids: Target Baru Menuju Nol Netto.

Transisi energi berarti meningkatkan jaringan listrik secara terus-menerus. Untuk itu, pemerintah sedang mengembangkan jaringan listrik ramah lingkungan dengan interkonektivitas yang kuat yang dapat menangani peningkatan kapasitas energi terbarukan yang diharapkan. Investasi diproyeksikan mencapai 10 miliar dolar AS pada tahun 2030," katanya.

Bayraktar mengingatkan bahwa Turki menargetkan pengurangan emisi sebesar 100 juta ton secara kumulatif dalam Rencana Aksi Efisiensi Energi untuk tahun 2024-2030. Ia menekankan bahwa pemerintah sedang melanjutkan negosiasi dengan Bank Dunia. Pemberi pinjaman internasional, kementerian dan sektor swasta telah berkomitmen untuk memberikan dukungan keuangan dan teknis untuk rencana negara tersebut, Bayraktar menambahkan.

Bank Dunia mengatakan bahwa keputusan untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan dengan menambahkan 60 GW tenaga surya dan angin pada tahun 2035 merupakan salah satu program paling ambisius yang pernah ada di dunia di antara negara-negara yang sedang dalam masa transisi energi.

Direktur Negara Bank Dunia, Humberto Lopez mengatakan bahwa program pemerintah ini mencakup modernisasi dan digitalisasi jaringan transmisi. Menurut dia, tidak ada transisi tanpa transmisi dan bahwa hal ini akan memungkinkan integrasi kapasitas yang bersifat intermiten, dan juga modernisasi jaringan distribusi.

"Keseluruhan inisiatif ini akan menelan biaya sebesar 75 miliar hingga 100 miliar dolar AS dan membutuhkan kolaborasi yang erat antara sektor publik, sektor swasta, dan bank-bank pembangunan multilateral termasuk Bank Dunia," jelas Lopez.

Menurut Lopez, dari angka tersebut direncanakan untuk produksi listrik, 10 miliar dolar AS untuk transmisi, dan 8 miliar hingga 10 miliar dolar AS untuk distribusi.

"Sebagai Bank Dunia, area fokus kami adalah sistem transmisi. Kami telah memulai persiapan untuk operasi baru yang dapat mencapai 750 juta dolar AS,," pungkas Lopez.

Baca Juga: